Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Prediksi 2 Juta Kematian Global Sebelum Vaksin Covid-19 Ditemukan

Kompas.com - 28/09/2020, 11:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber CNN,BBC

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi, jumlah kematian akibat virus corona SARS-CoV-2 di seluruh dunia bisa mencapai dua juta orang sebelum vaksin Covid-19 yang efektif ditemukan dan diterima semua orang.

Dr Mike Ryan, kepala kedaruratan WHO mengingatkan, angka tersebut bisa lebih tinggi tanpa aksi internasional yang terkoordinasi.

Sejak kali pertama virus corona baru ini dikonfirmasi di China pada akhir Desember 2019, penyakit itu telah memakan korban hingga hampir satu juta orang di seluruh dunia.

Penyebaran infeksi virus SARS-CoV-2 pun terus meningkat di seluruh dunia, dengan lebih dari 33 juta kasus dikonfirmasi secara global hingga Senin (28/9/2020) pagi.

Baca juga: Epidemiolog: 10.000 Kematian Covid-19 di Indonesia, Artinya Kita Abai

Sementara itu, awal musim dingin di belahan bumi utara juga memicu awal gelombang kedua Covid-19. Hal ini sudah terlihat di banyak negara.

Dilansir BBC, Jumat (25/9/2020), sejauh ini AS, India, dan Brsil mengonfirmasi kasus terbanyak dengan lebih dari 15 juta kasus.

Namun dalam beberapa hari terakhir, di seluruh Eropa terjadi peningkatan signifikan yang memicu peringatan akan diberlakukannya lockdown lagi seperti pada puncak gelombang pertama.

"Secara keseluruhan di wilayah yang sangat luas itu (Eropa), kami melihat peningkatan kasus yang mengkhawatirkan," kata Dr. Ryan terkait lonjakan kasus di Eropa.

Ryan mendesak warga Eropa untuk bertanya pada diri sendiri apakah mereka telah berbuat cukup untuk menghindari perlunya lockdown.

Selain itu juga penting instropeksi diri apakah protokol seperti tracing dan testing, karantina mandiri, dan menjaga jarak sudah diterapkan.

"Lockdown adalah pilihan terakir. Dan untuk mengambil pilihan terakhir itu butuh pemikiran yang cukup serius," ujar Ryan di kantor WHO di Jenewa.

Apa arti kematian korban Covid-19?

Saat Ryan ditanya apakah dua juta kematian di seluruh dunia mungkin terjadi sebelum vaksin tersedia, Ryan menjawab kemungkinannya ada.

Dia menambahkan, tingkat kematian akan menurun seiring dengan peningkatan pengobatan untuk Covid-19.

Petugas memakamkan jenazah COVID-19, di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (8/9/2020).ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Petugas memakamkan jenazah COVID-19, di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (8/9/2020).

Namun, perawatan yang lebih baik dan vaksin yang efektif mungkin tidak cukup untuk mencegah kematian melebihi dua juta orang.

"Apakah kita siap melakukan apa yang diperlukan untuk menghindari prediksi itu?" tanya Ryan.

WHO mendesak pemerintah di seluruh dunia untuk melakukan segala cara agar bisa mengendalikan Covid-19 dan demi kesehatan masyarakat.

Perkembangan terbaru secara global

Di seluruh dunia, pedoman jaga jarak dan pedoman bisnis diberlakukan untuk menekan lonjakan gelombang kedua.

Di Spanyol, pemerintah telah merekomendasikan penerapan lockdown lagi di seluruh wilayah Madrid, di mana kasus meningkat tajam.

Sebaliknya, otoritas lokal meningkatkan pembatasan sosial di beberapa distrik kota yang memengaruhi satu juta penduduk.

Sementara itu di Perancis, staf dari bar dan restoran di kota selatan Marseille memprotes penutupan tempat kerja mereka.

Baca juga: 5 Informasi Salah tentang Covid-19 dan Faktanya Menurut Sains

Kemudian pada hari Jumat (25/9/2020), diberlakukan lebih banyak pembatasan sosial di Inggris karena infeksi kasus harian baru terus meningkat.

Dr Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di AS, mengatakan gelombang pertama pandemi belum berakhir di Amerika Serikat karena infeksi belum cukup menurun sejak wabah awal.

"Daripada mengatakan, 'gelombang kedua,' mengapa kita tidak mengatakan, 'apakah kita siap menghadapi tantangan musim gugur dan musim dingin?'," Kata Dr Fauci kepada CNN.

Di tempat lain, Israel memperketat pembatasan pada bisnis dan perjalanan, satu minggu setelah negara itu menjadi yang pertama di dunia melakukan lockdown kedua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com