Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Ciptakan Peti Mati Ramah Lingkungan, Seperti Apa?

Kompas.com - 27/09/2020, 20:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ahli desain dari Delft University of Technology di Belanda bekerja sama dengan museum sejarah alam setempat mengembangkan Living Cocoon, peti mati yang terbuat dari jamur khusus.

Peti mati ini memiliki keistimewaan, yakni secara signifikan mempercepat waktu yang dibutuhkan tubuh manusia untuk terurai. Termasuk juga pakaian serta bahan lain yang terkubur bersamanya.

Seperti dikutip dari Futurism, Minggu (27/9/2020) proses penguraian jasad bersama benda-benda tersebut biasanya membutuhkan waktu sekitar satu dekade namun menjadi lebih cepat, sedikitnya dua tahun.

Baca juga: LIPI Kembangkan Produk Ramah Lingkungan dari Komponen Utama Kayu

Proses itu bisa terjadi berkat miselium, koloni bakteri mirip jamur yang memiliki kemampuan berkembang dengan cepat dan menjadi jaringan bawah tanah yang sangat besar.

Jamur tersebut bisa lebih baik dalam mengurai bahan lebih keras yang merupakan bagian dari tubuh manusia.

Miselium juga mampu menetralkan zat beracun dan memberi nutrisi pada apapun yang tumbuh di dekatnya. Artinya, tanah akan benar-benar mendapat manfaat dalam jangka panjang.

"Living Cocoon memungkinkan orang untuk menyatu dengan alam lagi dan memperkaya tanah, bukan mencemarinya," ungkap Bob Hendrixx, pendiri Loop, start up yang mengembangkan peti mati ini.

Setelah temuan ini, peneliti mengungkapkan telah melakukan pemakaman dengan menggunakan peti mati ramah lingkungan tersebut, yang mereka klaim sebagai pertama di dunia.

"Kami ingin tahu persis apa kontribusi bagi tanah, karena ini akan membantu meyakinkan untuk mengubah daerah yang tercemar menjadi hutan sehat dngan menggunakan tubuh manusia sebagai nutrisi," tambah Hendrixx.

Baca juga: Bertambah Lagi, Ahli Temukan 14 Peti Mati Mesir Kuno di Situs Saqqara

Meski begitu, untuk menghasilkan Living Cocoon memerlukan waktu yang cukup lama. Melansir Popular Mechanics, peneliti harus menumbuhkan jamur miselium terlebih dahulu.

Selanjutnya jamur tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu, sebelum ditempatkan dalam peti.

Namun setelah terkena tanah yang lembap, jamur ini akan hidup kembali dan memulai proses pembusukan.

Hendrixx pun berharap kalau peti ini bisa diterima sebagai cara pemakaman baru yang lebih ramah lingkungan.

Baca juga: Tanaman Bisa Jadi Petunjuk Menemukan Jasad Manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com