Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Hari Tanpa Bayangan Terakhir 2020, Pertanda Indonesia Mulai Pancaroba

Kompas.com - 07/09/2020, 19:32 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Mulai hari ini, Senin (7/9/2020) wilayah Indonesia akan mengalami hari tanpa bayangan atau kulminasi.

Hari tanpa bayangan atau kulminasi atau transit atau istiwa' adalah fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.

Periode kali ini, hari tanpa bayangan akan terjadi secara bertahap di berbagai daerah hingga Oktober 2020 nanti.

Astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo mengatakan hari tanpa bayangan Matahari terjadi manakala altitud Matahari tepat 90 derajat, sehingga Matahari tepat berada di titik Zenith, yakni titik tertinggi yang bisa dicapai peredaran benda langit.

Baca juga: Hari Tanpa Bayangan di 34 Provinsi di Indonesia, Catat Tanggalnya

 

Secara astronomis, hari tanpa bayangan Matahari terjadi manakala nilai deklinasi Matahari, yakni salah satu parameter dalam sistem koordinat langit, tepat sama dan senilai dengan garis lintang sebuah tempat.

Marufin berkata, fenomena ini juga berkaitan dengan keadaan Matahari melintasi lintang Indonesia, yaitu peristiwa di mana deklinasi Matahari senilai dengan garis-garis lintang yang melewati Indonesia.

"Sehingga, manakala Matahari berkedudukan tepat di atas kepala (menempati titik zenith), bayang-bayang akibat penyinaran Matahari di suatu tempat akan menghilang untuk sesaat," kata Marufin, Rabu (2/9/2020).

 

Ilustrasi bayangan Ilustrasi bayangan

Dengan posisi di antara garis lintang 6 derajat Lintang Utara (LU) hingga 11 derajat Lintang Selatan (LS), maka Matahari akan mulai melintasi lintang Indonesia mulai 7 September 2020 dalam perjalanan semunya ke selatan mengikuti ritme gerak semu tahunannya.

"Selepas 7 September maka Matahari akan terus bergerak semu ke selatan hingga lepas dari lintang Indonesia pada 22 Oktober kelak," ujarnya.

Kesempatan terakhir dan pertanda pancaroba

Dijelaskan Marufin, fenomena Matahari melintasi Indonesia pada saat ini merupakan kesempatan kedua sekaligus terakhir sepanjang tahun 2020.

Baca juga: Mulai Hari Ini hingga Oktober, Indonesia Akan Alami Hari Tanpa Bayangan

 

Perlintasan Matahari ini juga menjadi penanda Indonesia mulai memasuki pancaroba, peralihan antara musim kemarau dan penghujan.

Pasca perlintasan Matahari tersebut, maka zona konvergensi antartropis (ITCZ) juga akan mulai bergerak melintasi Indonesia menuju ke selatan.

"Sehingga (selama terjadinya Hari Tanpa Bayangan) potensi angin kencang berdurasi singkat akan meningkat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com