Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Keistimewaan Bulan Purnama Malam Ini yang Terjadi 3 Tahun Sekali

Kompas.com - 02/09/2020, 17:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Malam ini, Rabu (2/9/2020) Anda di seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikan fenomena bulan purnama yang kali ini dianggap memiliki keistimewaan tersendiri.

Bulan purnama adalah bulan dalam fase mendekati atau tepat sama dengan 100 persen sebagai konsekuensi dari oposisi bulan.

Astronom amatir Indonesia Marufin Sudibyo menjelaskan, oposisi bulan terjadi manakala kedudukan matahari dilihat dari bumi, sehingga bulan akan terlihat sepanjang malam.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Mengapa Bulan Purnama Pengaruhi Gelombang Pasang di Lautan?

Secara tataran teknisnya, malam bulan purnama adalah malam di mana terbenamnya matahari mhampir bersamaan wakturnya dengan terbitnya bulan dan sebaliknya terbitnya Matahari juga hampir bersamaan terbenamnya bulan.

Bulan purnama ini dapat diamati dari arah Timur-menenggara hingga Barat-Barat Daya dan terletak pada konstelasi Akuarius.

Simak beberapa keistimewaan bulan purnama September 2020 ini.

1. Disebut bulan purnama jagung penuh

Marufin mengatakan bahwa keistimewaan Bulan purnama pada September ini, karena terjadi di awal bulan kalender Gregorian.

Sehingga, dalam tradisi Amerika Utara atau Eropa memiliki nama khusus sebagai Corn Moon.

"Bulan purnama ini bukan sebagai purnama musim panen (Harvest moon) seperti tradisi umumnya, karena hanya bulan purnama yang terdekat saja terhadap waktu ekuinoks Matahari yang mendapatkan julukan demikian," kata Marufin kepada Kompas.com, Rabu (2/9/2020).

Untuk diketahui, ekuinoks matahari di bulan September atau autumnal ekuinoks merupakan penanda musim panen bagi negara-negara subtropis di Belahan Bumi Utara.

Baca juga: Malam Ini Fenomena Bulan Purnama Strawberry Juni, Apa Maknanya?

2. Terjadi 3 tahun sekali versi kalender Gregorian

Bulan purnama September ini disebutkan memiliki keunikan karena hanya hadir dalam kurun waktu tiga tahun sekali seperti dilansir dari Livescience, Selasa (1/9/2020).

Marufin menjelaskan, berulangnya hanya setiap tiga tahun sekali itu disebabkan oleh beda durasi antara kalender Gregorian dengan kalender Bulan, yaitu misalnya kalender Hijriyah.

Mengingat durasi bulan kalender Gregorian umumnya 30 atau 31 hari, maka dapat diperhitungkan bahwa dalam sekitar 3 tahun, sebuah fenomena fase bulan seperti purnama atau perbani akan berulang pada tanggal yang sama atau berdekatan bagi kalender Gregorian.

"Inilah penyebabnya kenapa berulang setiap 3 tahun," ujarnya.

Fenomena ini bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, tetapi tidak memiliki dampak tertentu apapun.

Sama halnya seperti yang disampaikan oleh Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Emanuel Sungging.

Menurut Emanuel, fenomena bulan purnama September yang hadir nanti malam bukanlah fenomena yang khusus terjadi tiga tahun sekali.

"Tidak ada aspek astronomi khusus yang signifikan sih, ya kebetulan bulan purnama yang berlangsung di awal September saja,"kata Emanuel saat dihubungi terpisah.

Baca juga: Nanti Malam, Ada Bulan Purnama Strawberry dan Gerhana Bulan Penumbra

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com