Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Sangka, Senyum Palsu Bisa Meningkatkan Emosi Positif dalam Diri

Kompas.com - 18/08/2020, 20:04 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Semua orang mungkin pernah membuat senyuman palsu. Misalnya saja saat merasa sedih, kemudian kita memaksakan diri untuk tersenyum.

Namun siapa sangka, senyuman palsu ini memang dapat meningkatkan suasana hati dan membantu kita melihat dunia dengan lebih baik.

Penelitian terbaru yang terbit di jurnal Experimental Psychology menemukan bahwa pura-pura tersenyum akan memengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan suasana hati.

Studi yang dipimpin tim ilmuwan dari University of South Australia ini menegaskan bahwa senyuman palsu pada dasarnya dapat mengelabuhi pikiran kita untuk menerima ekspresi wajah dan bahasa tubuh orang lain secara lebih positif.

Baca juga: Manfaat Tersenyum dan Tertawa bagi Kesehatan

Hal ini pada akhirnya meningkatkan suasana hati dengan sendirinya.

Dalam eksperimen tersebut, para peneliti mengumpulkan sekelompok peserta dan meminta mereka untuk meletakkan pena di antara gigi.

Jika saat ini Anda mengikuti cara ini, Anda akan merasakan menggigit pena dapat memaksa wajah tersenyum.

Responden kemudian diminta mengevaluasi ekspresi wajah dan gerakan orang lain, baik dengan pena di mulut atau tidak.

Dilansir IFL Science, Jumat (14/8/2020), hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika responden menggigit pena di mulut, mereka akan melihat ekspresi wajah dan gerakan orang lain secara lebih positif.

Dengan memaksa wajah tersenyum, eksperimen tersebut meningkatkan pandangan peserta terhadap orang lain ke arah positif, terlepas dari kondisi mental masing-masing peserta.

Temuan ini menunjukkan bahwa tersenyum - meskipun palsu - memberikan banyak emosi positif dalam diri kita.

Baca juga: “Emoji” Senyum Ditemukan pada Kendi Berusia 4.000 Tahun

"Ketika otot mengatakan Anda bahagia, Anda cenderung melihat dunia di sekitar dengan cara lebih positif," kata Dr Marmolejo-Ramos dalam sebuah pernyataan, ketua peneliti studi tersebut dan seorang ahli kognisi manusia dan buatan.

"Dalam penelitian ini, kami menemukan bahwa saat Anda tersenyum meski terpaksa, hal itu merangsang amigdala - pusat emosional otak - yang melepaskan neurotransmiter untuk mendorong keadaan emosional yang positif," imbuhnya.

"Untuk kesehatan mental, ini memiliki implikasi yang menarik. Jika kita bisa menipu otak agar menganggap rangsangan sebagai bahagia, maka kita berpotensi menggunakan mekanisme ini untuk membantu meningkatkan kesehatan mental."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com