Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Anggap Sepele, Trauma Mata Bisa Picu Kebutaan

Kompas.com - 18/08/2020, 13:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gangguan penglihatan dan kebutaan di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dengan prevalensi kebutaan yang tinggi pada usia lanjut.

Pada 2015 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, angka kebutaan di dunia mencapai 36 juta orang dan 180 juta lainnya mengalami gangguan penglihatan.

Ironisnya, sepertiga dari kasus tersebut ada di Asia Tenggara.

Berdasarkan survei Rapid Assiessment of Avoidable Blindness (RAAB) pada 2014-2016, Indonesia menempati posisi pertama untuk masalah gangguan penglihatan dan kebutaan di Asia Tenggara.

Baca juga: Glaukoma Sebabkan Kebutaan, Kenali Penyebab hingga Gejalanya

Penyebab gangguan penglihatan sampai kebutaan ada banyak. Salah satunya adalah ophthalmic trauma atau trauma mata.

Indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan kejadian trauma mata yang masih sering dijumpai.

Bagaimana pun, trauma mata bisa terjadi kapan saja dan tidak bisa diantisipasi karena berlangsung tiba-tiba.

Dijelaskan oleh Ketua Ophthalmic Trauma Service JEC Eye Hospitals and Clinics, Dr Yunia Irawati SpM(K), trauma mata merupakan kondisi yang dapat merusak berbagai bagian mata kita.

Trauma mata bisa disebabkan oleh benturan keras dengan benda tajam atau tumpul pada area sekitar mata. Bisa juga disebabkan oleh trauma panas, radiasi dan trauma kimia.

Saat seseorang mengalami trauma mata, beberapa bagian mata bisa rusak termasuk kelopak mata, tulang orbita atau dinding bola mata, bola mata, dan saraf mata.

Namun perlu diketahui, kelilipan atau menggosok-gosok mata juga tergolong trauma mata ringan.

Dampak dari trauma mata bisa segera dirasakan setelah kejadian, tapi ada juga yang berhari-hari baru terasa dampaknya.

Menurut Yunia, penderita trauma mata ringan sering abai dan menganggap sepele karena mereka merasa tidak mengalami gangguan penglihatan pada awalnya.

ilustrasi mata lelahshutterstock ilustrasi mata lelah

"Pada individu yang mengalami trauma mata ringan, seperti kelilipan atau menggosok-gosok mata, acapkali tidak segera memeriksakan diri karena merasa penglihatannya tidak terganggu," kata Yunia dalam acara virtual media session JEC dengan tajuk Overcoming the Challenges in Ophthalmic Trauma, Sabtu (15/8/2020).

Padahal, kata dia, pengaruh pada penglihat bisa jadi baru muncul beberapa hari setelah kejadian seperti benturan dan trauma lainnya pada mata Anda.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com