KOMPAS.com - Gangguan penglihatan dan kebutaan di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dengan prevalensi kebutaan yang tinggi pada usia lanjut.
Pada 2015 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, angka kebutaan di dunia mencapai 36 juta orang dan 180 juta lainnya mengalami gangguan penglihatan.
Ironisnya, sepertiga dari kasus tersebut ada di Asia Tenggara.
Berdasarkan survei Rapid Assiessment of Avoidable Blindness (RAAB) pada 2014-2016, Indonesia menempati posisi pertama untuk masalah gangguan penglihatan dan kebutaan di Asia Tenggara.
Baca juga: Glaukoma Sebabkan Kebutaan, Kenali Penyebab hingga Gejalanya
Penyebab gangguan penglihatan sampai kebutaan ada banyak. Salah satunya adalah ophthalmic trauma atau trauma mata.
Indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan kejadian trauma mata yang masih sering dijumpai.
Bagaimana pun, trauma mata bisa terjadi kapan saja dan tidak bisa diantisipasi karena berlangsung tiba-tiba.
Dijelaskan oleh Ketua Ophthalmic Trauma Service JEC Eye Hospitals and Clinics, Dr Yunia Irawati SpM(K), trauma mata merupakan kondisi yang dapat merusak berbagai bagian mata kita.
Trauma mata bisa disebabkan oleh benturan keras dengan benda tajam atau tumpul pada area sekitar mata. Bisa juga disebabkan oleh trauma panas, radiasi dan trauma kimia.
Saat seseorang mengalami trauma mata, beberapa bagian mata bisa rusak termasuk kelopak mata, tulang orbita atau dinding bola mata, bola mata, dan saraf mata.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan