Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Erupsi Gunung Sinabung Masih Terjadi, Kemarin Meletus 7 Kali

Kompas.com - 14/08/2020, 09:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Setelah dua kali erupsi pada 8 Agustus 2020, Gunung Sinabung kembali meletus beberapa kali.

Menurut catatan Badan Geologi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Sinabung meletus dua kali pada 10 Agustus 2020.

Letusan ini menghasilkan kolom erupsi berwarna putih kelabu setinggi 200-5.000 meter dari atas puncak.

Kemudian kemarin (13/8/2020) hingga pukul 21.41 WIB, tercatat Gunung Sinabung tujuh kali erupsi.

Erupsi ini menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu intensitas sedang dengan tinggi kolom maksimum 2.000 meter dari atas puncak. Kepulan kolom erupsi terpantau bergerak ke arah timur, tenggara, dan selatan gunung.

Baca juga: Gunung Sinabung Meletus Lagi, Ini 3 Rekomendasi untuk Warga Sekitar

Seperti umumnya letusan gunung api, selalu dibarengi dengan aktivitas kegempaan.

Jenis gempa yang terekam sejak tanggal 8 sampai 12 Agustus adalah 4 kali gempa letusan, 86 kali gempa hembusan, 2 kali gempa tornillo, 15 kali gempa low frequency, 99 kali gempa vulkanik dalam, 3 kali gempa tektonik lokal, 7 kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus.

Sementara pada rangkaian erupsi yang terjadi kemarin (13/8/2020), didominasi oleh tremor menerus dengan amplitudo maksimum 0,5-15 mm (dominan 3 mm).

Dari data tersebut, PVMBG mengatakan bahwa rangkaian tremor menerus menunjukkan proses migrasi magma masih terjadi dari kedalam sampai permukaan.

"Rangkaian erupsi pada 13 Agustus 2020 dan karakter erupsinya menunjukkan ada potensi erupsi eksplosif yang menghasilkan awan panas letusan," imbuh Kepala PVMBG Kasbani dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (14/8/2020).

Mengingat sifat dan karakter erupsi Gunung Sinabung saat ini, yakni letusan bersamaan dengan kejadian awan panas, maka ancaman bahayanya yaitu hujan abu lebat di sekitar puncak dan lereng Gunung Sinabung.

Material abu dapat terbawa ke daerah yang lebih jauh dari puncak, tergantung arah dan kecepatan angin.

Kasbani menyimpulkan, aktivitas erupsi Gunung Sinabung masih akan terus terjadi.

Petani membersihkan tanaman brokoli dan cabai rawit yang tertutup debu vulkanik pascaerupsi Gunung Sinabung di Desa Naman, Kecamatan Naman Teran, Karo, Sumatera Utara, Selasa (11/8/2020).ANTARA FOTO/SASTRAWAN GINTING Petani membersihkan tanaman brokoli dan cabai rawit yang tertutup debu vulkanik pascaerupsi Gunung Sinabung di Desa Naman, Kecamatan Naman Teran, Karo, Sumatera Utara, Selasa (11/8/2020).

"Namun potensi bahaya arah sebaran produk erupsi dan luncuran awan panas masih dalam radius Kawasan rawan bencana yang direkomendasikan," katanya.

Saat ini tingkat aktivitas Gunung Sinabung adalah Level III (SIAGA). Status Siaga ini tidak berubah sejak 20 Mei 2019.

Karena berada di status Siaga, Kasbani mengimbau masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.

Baca juga: Erupsi 3 Kali, Akankah Letusan Besar Gunung Sinabung Terjadi Dalam Waktu Dekat?

Secara geografis, Gunung Sinabung terletak pada posisi koordinat 3,10 LU dan 98,23 BT, dengan ketinggian puncak 2460 mdpl.

Secara administratif, Gunung Sinabung masuk ke dalam wilayah Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara dan diamati secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang berada di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com