Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penciptaan AI Juga Butuh Etika, Apa Maksudnya? Ini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 07/08/2020, 12:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Artificial Intelligence (AI) atau mesin kecerdasan buatan dibuat selayaknya tindakan manusia.

Dengan kata lain, AI digunakan untuk mewakili manusia mengambil keputusan atas suatu persoalan dalam proses pemakaian programnya.

Namun, sebenarnya President dan Wakil Konselor di Hong Kong Baptist University, Roland Chin menyebutkan bahwa meskipun AI diciptakan untuk mengambil keputusan menggantikan manusia, tetapi pada dasarnya AI tidak memiliki jiwa dan emosi layaknya manusia.

Sehingga, desain sistem cerdas dan proses pengambilan keputusan yang relevan oleh AI ini juga perlu selaras dengan nilai moral dan prinsip etika yang diterima.

Baca juga: AI Disebut Revolusi dalam Kajian Luar Angkasa, Kok Bisa?

"AI ataupun robotcop harusnya di desain dengan etika tinggi manusia," kata Roland dalam dalam acara EmTech Asia 2020 yang diselenggarakan oleh Koelnmesse Pte Ltd dan MIT Technology Review, Rabu (4/8/2020).

Hal ini berkaitan dengan kemampuan AI yang bisa melebihi kebatas wajaran kemampuan manusia, tetapi ada yang cenderung berdampak negatif bagi manusia itu sendiri.

Ronald berkata, tantangannya bukanlah hanya untuk mengkodekan nilai-nilai etika yang tetap ke dalam sistem AI.

Namun, juga untuk mengoperasionalkan nilai-nilai etika yang beragam dan berkembang lintas budaya dan bangsa.

Ia menyebutkan setidaknya ada dua pendekatan yang seharusnya dipertimbangkan dalam penciptaan sistem AI.

Pertama adalah pendekatan bottom-up. Di mana dalam pendekatan ini lebih berfokus kepada mencari nilai-nilai etika bersama dengan masyarakat atau komunitas-komunitas yang umumnya akan melibatkan banyak orang.

Sehingga, nantinya hasil komunikasi dengan banyak orang tersebut akan membuahkan hasil keputusan yang dapat diterima terkait etika sistem AI.

Kedua adalah pendekatan top-down. Pendekatan ini bergantung pada filsuf untuk mengembangkan prinsip-prinsip dari kebijaksanaan etika kolektif umat manusia.

Etika kolektif umat manusia ini juga berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari generasi ke generasi dan lintas budaya.

Artificial Intelligence (AI) chinadaily.com Artificial Intelligence (AI)

Dalam pemaparannya, Ronald menegaskan bahwa penciptaan AI juga membutuhkan jiwa dalam bentuk kebermanfaatan bagi umat manusia.

"Tujuan utama AI adalah membangun sistem AI yang dapat membantu dan menyelesaikan masalah manusia, jika dibandingkan dengan sebelumnya (sebelum sistem AI itu tercipta)," ujarnya.

Ia mencontohkan, misalnya selama ini seringkali ada perdebatan dan demonstrasi menuntut keadilan di suatu wilayah, yang membuat demonstran berhadapan langsung dengan pihak berwenang seperti kepolisian.

Kata dia, kita bisa membuat ide untuk menciptakan sistem AI berupa RoboCop untuk menghalangi pertikaian tersebut dan menjadi bala bantuan di tengah demonstran dan polisi yang sedang berhadapan.

Akan tetapi, kita tidak tahu nantinya RoboCop tersebut akan membantu polisi atau malah sebaliknya membantu masyarakat yang berdemo tersebut.

"Makanya, harus dipikirkan di masa depan manfaatnya bagaimana. Apakah sistem AI yang akan dibuat bisa membantu atau justru melawan manusia," tuturnya.

Oleh karena itu, untuk menciptakan AI tidak bisa asal memiliki ide untuk menciptakan kecanggihan teknologi terbaru semata. Namun, perlu dipertimbangkan kebermanfaatannya dalam masa depan terkait ide sistem AI itu.

Baca juga: Teknologi AI Semakin Canggih, Ghost Work Bisa Ancam Pekerja Manusia

Untuk diketahui, sistem AI tidak hanya RoboCop yang bentuknya seperti manusia saja.

Melainkan, segala bentuk kecanggihan teknologi modern yang proses penciptaannya hanya menggunakan data, model dan objektivitas, serta menghasilkan penalaran persepsi yang berlaku sesuai data dan model tadi.

Seperti, barang-barang elektronik atau beragam sistem aplikasi yang sudah banyak digunakan masyarakat saat ini, yang sifatnya otomatis menghasilkan kesimpulan hanya dari data yang Anda berikan.

Ini berbeda dengan perangkat lunak tradisional dahulu yang penciptaannya berdasarkan kode yang diinput oleh programmer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com