Tanduk atau cula badak, seperti diketahui, diyakini memiliki kandungan keratin, zat yang sama pada kuku manusia.
Biasanya, tanduk-tanduk badak ini akan dijual dalam bentuk serbuk dan disebut-sebut sebagai obat untuk kanker dan penyakit lainnya.
Kementerian setempat mengklaim hal ini sebagai keberhasilan dalam memperlambat laju perburuan liar selama satu dekade dari berbagai strategi dan gangguan rantai pasokan yang berasal dari pembatasan perjalanan selama lockdown Covid-19.
Baca juga: Badak Sumatera Terancam Punah, Ini Faktor Penyebabnya
Akan tetapi, Creecy memperingatkan sejak pembatasan atau lockdown dicabut secara bertahap dan taman kembali dibuka, maka perburuan badak juga perlahan akan meningkat.
Dalam tiga bulan dari saat lockdown Covid-19 dilaksanakan pada 27 Maret hingga akhir Juni, kata dia, sebanyak 46 badak terbunuh di Afrika Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.