Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik, Kandidat Vaksin Corona Moderna Aman Diujikan pada Manusia

Kompas.com - 15/07/2020, 16:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber SCMP


KOMPAS.com - Ratusan kandidat vaksin corona masih dalam pengembangan dan sebagian besar telah memasuki fase II dan fase III pengujian vaksin.

Salah satu kandidat vaksin yang mencuri perhatian para peneliti yakni yang dikembangkan perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, Moderna.

Seperti dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Rabu (15/7/2020), vaksin eksperimental Moderna Inc untuk Covid-19, pada studi tahap awal terbukti aman dan mampu memicu respons kekebalan pada 45 sukarelawan sehat.

Laporan yang disampaikan pada Selasa (14/7/2020) itu tidak menunjukkan adanya efek samping yang dirasakan para sukarelawan yang menerima pengujian vaksin ini.

Baca juga: Vaksin Virus Corona, Sudah Sampai Mana Tahap Pengujiannya?

Akan tetapi, lebih dari setengah sukarelawan ini melaporkan adanya reaksi ringan atau sedang.

Tim peneliti melaporkan dalam jurnal New England Journal of Medicine, hal ini mungkin terjadi setelah dosis kedua dan pada orang yang mendapatkan dengan dosis tertinggi.

Moderna adalah yang pertama kali memulai pengujian vaksin virus corona baru, SARS-CoV-2, pada manusia. Pengujian ini dilakukan pada 16 Maret lalu, sekitar 66 hari setelah urutan genom virus dirilis.

Neal Browning saat menerima suntikan dalam uji klinis calon vaksin Covid-19 di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute, Seattle, Amerika Serikat, Maret 2020.AP/TED S WARREN via ABC INDONESIA Neal Browning saat menerima suntikan dalam uji klinis calon vaksin Covid-19 di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute, Seattle, Amerika Serikat, Maret 2020.

Baca juga: Vaksin Virus Corona, Sudah Sampai Mana Tahap Pengujiannya?

Cara kerja vaksin pada tubuh

Pandemi Covid-19 saat ini telah menginfeksi lebih dari 13 juta orang di dunia, dan menewaskan lebih dari 580.000 orang tewas akibat virus ini.

Untuk mengakhiri pandemi ini, para ahli mengatakan dunia memerlukan vaksin.

"Dunia sangat membutuhkan vaksin untuk melindungi dari Covid-19," kata Dr Lisa Jackson Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle, yang juga penulis penelitian ini.

Pemerintah federal Amerika Serikat mendukung pengembangan vaksin Moderna ini dengan mengucurkan dana senilai hampir setengah miliar dolar dan telah memilihnya sebagai kandidat vaksin corona pertama yang memasuki uji coba manusia skala besar.

Ilustrasi vaksin coronaShutterstock Ilustrasi vaksin corona

Lantas, bagaimana vaksin corona ini bekerja dalam tubuh?

Vaksin yang dikembangkan Moderna ini menyasar mRNA-1273 menggunakan asam ribonukleat (RNA), yakni pembawa pesan kimia yang berisi instruksi untuk membuat protein.

Ketika disuntikkan pada manusia, vaksin akan menginstruksikan sel untuk membuat protein yang meniru permukaan luar virus corona, yang diakui tubuh sebagai penyerbu asing, dan melakukan respon kekebalan terhadapnya.

Hasil yang telah dirilis pada Selasa lalu itu melibatkan tiga dosis vaksin, diuji pada 15 sukarelawan berusia antara 18-55 tahun dengan dua suntikan, terpisah 28 hari.

Baca juga: Newsgame Virion 3: Petualangan Teks Menemukan Vaksin Covid-19

Tim peneliti juga melaporkan orang yang mendapatkan dua dosis vaksin memiliki tingkat antibodi penetralisir pembunuh virus yang melebihi tingkat rata-rata dari orang yang pulih dari Covid-19.

Efek samping setelah dosis kedua, terjadi pada 7 dari 13 sukarelawan yang mendapatkan dosis sebanyak 25 mikrogram.

Kesemua peserta, yakni 15 sukarelawan menerima vaksin dengan dosis 100 mikrogram dan 14 sukarelawan mendapatkan dosis sebanyak 250 mikrogram.

Pada kelompok dosis tertinggi, tiga pasien mengalami reaksi parah seperti demam, kedinginan, sakit kepala atau mual. Salah satunya mengalami demam 39,6 derajat Celcius.

Baca juga: Uji Klinis Vaksin Corona dari Jerman dan AS Tunjukkan Hasil Positif

"Kami tidak melihat kejadian yang ditandai sebagai efek samping serius," kata Jackson, merujuk pada reaksi pasien Covid-19 yang memerlukan rawat inap atau mengakibatkan kematian.

Pada Juni, Moderna mengatakan mereka memilih dosis 100 mikrogram untuk studi tahap akhir untuk meminimalkan reaksi yang merugikan.

Dengan dosis tersebut, Moderna rencananya akan memproduksi 500 juta dosis vaksin corona per tahun, bahkan kemungkinan bisa menyediakan hingga 1 miliar dosis per tahun yang dimulai pada 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com