Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajahi Waktu ala Lorong Waktu, Mungkinkah Dilakukan oleh Manusia?

Kompas.com - 06/07/2020, 20:04 WIB
The Conversation,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Apakah penjelajahan waktu memungkinkan bagi manusia? - Jasmine, 8 tahun, Canberra, Australia

Oleh Lucy Strang dan Jacqueline Bondell

Hai, Jasmine.

Saya inginnya bisa! Dalam buku dan film, tokoh-tokoh favorit kita menggunakan “mesin waktu” untuk melakukan penjelajahan waktu.

Sayangnya, tidak semudah itu bagi orang-orang di dunia nyata; mari kita lihat alasannya.

Pertama-tama, ada dua jenis “penjelajahan waktu: ke masa lalu dan masa depan.

Pergi ke masa lalu

Sejauh yang kami tahu, perjalanan waktu itu mustahil dilakukan.

Bahkan mengirimkan informasi kembali ke masa lalu sulit untuk dibayangkan, karena itu dapat mengubah hal-hal yang telah terjadi dan seharusnya tidak mungkin.

Misalnya saja kamu mengalami patah tulang di lengan ketika jatuh saat bermain, bagaimana kalau kamu bisa melakukan perjalanan waktu dan menyuruh diri kamu sendiri untuk tidak bermain?

Jika kamu berhasil, kamu tidak akan jatuh dan tidak mengalami patah tulang; tapi kemudian kamu jadi tidak punya alasan untuk kembali ke masa lalu.

Lalu bagaimana dengan lengan kamu? Apakah patah atau tidak?

Jika memikirkan hal ini membuat kamu pusing, kamu tidak sendirian.

Perjalanan waktu adalah konsep yang membingungkan bagi kebanyakan orang. Itu karena ketika kita memikirkan waktu, kita menganggapnya garis lurus dengan segala sesuatu saling berkaitan.

Kalau kita dapat melakukan perjalanan ke masa lalu dan mengubah sesuatu yang terjadi sebelumnya, kita akan mengubah urutan garis itu.

Ini berarti melanggar aturan yang disebut ”kausalitas“.

Kausalitas adalah aturan yang mengatakan "penyebab” (misalnya tindakan kamu) terjadi sebelum “akibat” (dampak dari tindakan).

Dalam contoh kita tadi, jatuh saat bermain adalah penyebab, dan patah tulang lengan adalah akibat - yang terjadi karena kamu jatuh.

Kausalitas adalah salah satu aturan alam semesta yang tidak dapat dilanggar.

Melanggar aturan ini akan memiliki dampat buruk bagi alam semesta dan kita semua.

Para ahli berpikir bahwa karena alam semesta memiliki aturan ini, maka perjalanan ke masa lalu pasti tidak mungkin dilakukan; karena jika aturan itu bisa dilanggar, maka aturan itu akan bisa dilanggar kapan saja.

Pergi ke masa depan

Jika pergi ke masa lalu mustahil, dapatkah kita pergi ke masa depan?

Secara teknis kita sudah melakukan perjalanan waktu ke masa depan, karena waktu selalu berlalu.

Setiap detik kita melakukan perjalanan ke masa depan. Tapi semua orang mengalami ini, jadi ini bukan perjalanan waktu, kan?

Percaya atau tidak, dua orang bisa merasakan waktu dengan laju yang berbeda.

Waktu berlalu secara berbeda untuk seseorang yang bergerak cepat, dibandingkan dengan seseorang yang diam. Ini adalah konsep yang sangat rumit disebut “time dilation” (pelebaran/dilatasi waktu).

Seseorang yang terbang dari Sydney ke Melbourne akan merasa waktu lebih cepat dibanding seseorang yang menunggu mereka di bandara tanpa bergerak, selagi pesawat itu di udara.

Jadi mengapa kita tidak merasakan perbedaan ini?

Ini karena kita harus bergerak jauh sekali lebih cepat dari pesawat terbang sebelum kita mulai merasakan dilatasi waktu.

Bahkan jika kita terbang mengelilingi dunia, waktu hanya akan terasa sepersejuta detik lebih cepat dibanding dengan seseorang yang tinggal di rumah.

Satu-satunya cara para ilmuwan mengetahui tentang dilatasi waktu adalah karena mereka telah mengukur lewat percobaan yang luar biasa akurat.

Sayangnya, ini masih tidak dapat membantu kita melakukan “penjelajahan waktu”.

Jika kamu terbang di keliling dunia selama lebih dari empat juta tahun, orang-orang di daratan hanya akan mengalami satu detik lebih lambat dari kamu!

Seberapa cepat kita dapat bergerak?

Jadi kalau semuanya hanya tergantung pada kecepatan, berarti jawabannya kita harus lebih cepat kan?

Jika kita bisa bergerak cukup cepat untuk waktu yang cukup lama, ratusan tahun manusia bisa berlalu begitu saja dalam perjalanan kita, yang berarti kita akan merasa seperti sedang bepergian ke masa depan!

Sayangnya, kecepatan yang dibutuhkan adalah kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya, yang merupakan kecepatan paling tinggi yang bisa dicapai.

Cahaya bergerak sekitar satu miliar kilometer setiap jam - sangat, sangat cepat.

Benda buatan manusia tercepat adalah Parker Solar Probe milik NASA, sebuah pesawat ruang angkasa yang dikirim ke Matahari pada Agustus 2018.

Namun kecepatan pesawat itu hanya 0,064% dari kecepatan cahaya. Jadi cahaya lebih cepat 1.000 kali daripada pesawat itu!

Semua ini berarti bahwa kalau manusia ingin mengunjungi masa depan, kita harus menempuh jalan yang sangat panjang.

Melihat kembali ke masa lalu

Kita tidak dapat menjelajahi waktu, tapi kita bisa melihat ke masa lalu, setiap malam.

Cahaya memiliki kecepatan tetap, seperti yang baru saja kita pelajari.

Cahaya sangatlah cepat, tapi benda-benda di alam semesta begitu berjauhan sehingga cahaya masih waktu yang lama untuk menjangkau kita dari bintang dan planet yang jauh.

Ketika cahaya tiba di Bumi dari Matahari, cahaya yang kita lihat sebenarnya meninggalkan Matahari 8 menit 20 detik pada masa lalu.

Galaksi terdekat dari Bima Sakti adalah galaksi kerdil Canis Major, yang berjarak 25.000 tahun cahaya.

Ini berarti dibutuhkan 25.000 tahun untuk cahaya untuk sampai ke sini!

Ketika kita melihat galaksi ini melalui teleskop, kita sebenarnya melihat apa yang terjadi di galaksi tersebut lebih dari 25.000 tahun yang lalu.

Jadi, meski kita tidak bisa melakukan perjalanan waktu sendiri, kita dapat melihat ke langit dan melihat masa lalu setiap malam.

Lucy Strang

PhD Candidate, University of Melbourne

Jacqueline Bondell

Education and Public Outreach Coordinator, Swinburne University of Technology

Halo, apakah kamu punya pertanyaan untuk para pakar? Sampaikan pertanyaanmu ke curiouskids@theconversation.edu.au Tuliskan nama, umur, dan kota tempat tinggalmu. Kami akan berupaya sebaik mungkin untuk dapat menjawab pertanyaanmu.

Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Curious Kids: apakah manusia bisa menjelajahi waktu?. Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com