Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Temukan Monumen Neolitik Berusia 4.500 Tahun Dekat Stonehenge

Kompas.com - 23/06/2020, 07:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Arkeolog menemukan sebuah lingkaran yang terdiri dari lubang-lubang prasejarah yang digali ribuan tahun lalu dekat Stonehenge, Inggris.

Penelitian di lapangan telah menemukan sebuah lingkaran selebar dua kilometer yang terdiri dari lubang-lubang besar, berdiameter lebih dari 10 meter dengan kedalaman lima meter.

Lingkaran ini mengelilingi pemukiman purba Durrington Walls, atau tiga kilometer dari Stonehenge.

Uji coba arkeolog mengindikasikan bahwa lubang-lubang tersebut dibuat pada zaman Neolitik dan digali pada lebih dari 4.500 tahun lalu.

Baca juga: Kerangka 131 Babi Buktikan Stonehenge adalah Tempat Pesta Neolitikum

Para ahli meyakini, setidaknya 20 lubang tersebut dipakai sebagai pembatas area sakral yang terhubung dengan lingkaran tiang batu Stonehenge.

Proyek ini melibatkan akademisi dari Universitas St Andrews, Birmingham, Warwick, Glasgow dan University of Wales Trinity Saint David.

Lingkaran kuning menandari lokasi penemuan lubang. Durrington Walls ditandai dengan lingkaran coklat besar, sementara Stonehenge terletak di ujung kiri atas. University of St Andrews/PA Wire Lingkaran kuning menandari lokasi penemuan lubang. Durrington Walls ditandai dengan lingkaran coklat besar, sementara Stonehenge terletak di ujung kiri atas.

Uji coba arkeolog mengindikasikan bahwa lubang-lubang tersebut dibuat pada zaman Neolitik dan digali pada lebih dari 4.500 tahun lalu.

Para ahli meyakini, setidaknya 20 lubang tersebut dipakai sebagai pembatas area sakral yang terhubung dengan lingkaran tiang batu Stonehenge.

Proyek ini melibatkan akademisi dari Universitas St Andrews, Birmingham, Warwick, Glasgow dan University of Wales Trinity Saint David.

Dr Richard Bates, dari Sekolah Ilmu Bumi dan Lingkungan di St Andrews, mengatakan: "Deteksi jarak jauh dan pengambilan sampel dengan hati-hati memberikan kita gambaran bahwa di masa lalu masyarakatnya lebih rumit dari yang bisa kita bayangkan.

"Praktik-praktik yang canggih jelas menunjukkan bahwa masyarakat dulu sangat selaras dengan kejadian-kejadian alam, yang cakupannya tidak bisa dicapai di dunia modern."

Koleganya, Tim Kinnaird, mengatakan sedimen-sedimen yang telah diuji dari lubang-lubang tersebut "mengandung arsip informasi lingkungan yang kaya dan mengesankan yang sebelumnya tidak diketahui."

Ia mengatakan, mempelajari temuan ini memungkinkan arkeolog untuk "menulis narasi detail tentang lanskap Stonehenge dalam 4.000 tahun terakhir."

Temuan monumen Neolitik di dekat Stonehenge berusia 4.500 tahun. Lubang-lubang ini mengelilingi Durrington Walls.University of St Andrews/PA Wire Temuan monumen Neolitik di dekat Stonehenge berusia 4.500 tahun. Lubang-lubang ini mengelilingi Durrington Walls.

Baca juga: Arkeolog Temukan Mumi Remaja di Luxor, Terkubur dengan Perhiasan Mewah

Dr Nick Snashall, arkeolog dari Lembaga Nasional Tempat-Tempat Bersejarah atau Keindahan Alam Inggris, khusus bagi Situs Peninggalan Sejarah Dunia Stonehenge, mengatakan ini adalah "penemuan menakjubkan."

Ia mengatakan: "Sebagai tempat di mana pendiri Stonehenge tinggal dan berpesta, Durrington Walls adalah kunci untuk mencari tahu cerita lanskap Stonehenge yang lebih luas, dan penemuan yang menakjubkan ini menawarkan petunjuk tentang hidup dan keyakinan nenek moyang Neolitik kita.

"Tim Lanskap Tersembunyi telah menggabungkan kerja lapangan arkeologis yang paling modern dengan kerja klasik detektif untuk menyingkap penemuan luar biasa ini dan menulis seluruh babak baru dalam cerita lanskap Stonehenge."

Penemuan ini diumumkan setelah Festival Musim Panas, yang digelar online tahun ini setelah perayaan tahunannya di Stonehenge dibatalkan karena virus corona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com