Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/06/2020, 19:02 WIB
Yohana Artha Uly,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rasa nyeri di dada memang identik dengan gejala serangan jantung. Namun rupanya, nyeri dada juga bisa menunjukkan adanya masalah jantung lainnya seperti gangguan irama jantung (aritmia) atau penyakit katup jantung.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Sari Sri Mumpuni, Sp.Jp (K) menjelaskan, serangan jantung umumnya disebabkan penyakit jantung koroner. Ini adalah kondisi ketika pembuluh darah jantung (arteri koroner) tersumbat atau menyempit.

"Biasanya keluhan ini (serangan jantung) berhubungan dengan aktivitas fisik," katanya dalam webinar RSPI: Kebiasaan Baik untuk Kesehatan Jantung di Masa New Normal, Selasa (16/6/2020).

Baca juga: Hal Penting Bagi Penderita Jantung di Tengah Masa New Normal Covid-19

Ia menjelaskan, ciri-ciri dari serangan jantung adalah saat beraktivitas dada tiba-tiba terasa ditekan. Hal ini biasanya berlangsung selama 5-10 menit.

"Karena saat aktivitas fisik, itu aliran oksigen kurang suplainya ke otot jantung disebabkan adanya penyempitan," tambahnya.

Serangan jantung yang disebabkan penyempitan arteri koroner sangat berat keluhannya. Ia bilang, orang bisa sampai sama sekali tidak menerima oksigen.

Hal tersebut membuat sulit bernapas, lemas yang luar biasa, rasa ingin pingsan, dan keringat dingin yang banyak membuat tubuh basah.

"Jadi keringat bukan hanya di jari tangan, tapi sampai basah bajunya," kata dia.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Pasien Jantung Koroner Masih Boleh Operasi

Jadi bila rasa nyeri dada muncul hanya sebentar ketika sedang duduk atau tiduran santai, menurut dr Sari, itu bisa karena adanya gangguan irama jantung.

Kendati demikian, tak ada salahnya untuk memeriksakan kondisi jantung jika memang dirasa tidak nyaman. Terlebih jika merasa cepat lelah, nyeri dada, sesak nafas, berdebar, rasa mau pingsan, dan kaki bengkak.

"Jadi gangguan irama jantung itu termasuk dari penyakit jantung, seperti halnya jantung koroner dan penyakit katup jantung," kata dr. Sari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com