Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Virus Corona, China Akhirnya Hapus Trenggiling dari Daftar Obat Tradisional

Kompas.com - 10/06/2020, 19:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Selain kelelawar, trenggiling disebut-sebut sebagai tuan rumah virus corona yang menyebabkan pandemi global saat ini.

Bagi sebagian besar masyarakat China, trenggiling dianggap sebagai sumber obat tradisional. Hal ini menyebabkan hewan bersisik ini banyak diburu secara liar dan ilegal.

Melansir AFP, Rabu (10/6/2020), Chinese Pharmacopeia secara resmi tak lagi menggunakan trenggiling dan zat-zat termasuk pil yang diformulasikan dengan kotoran kelelawar sebagai obat tradisional China.

Sejak virus corona baru merebak dan menyebabkan penyakit Covid-19, beberapa ilmuwan meyakini trenggiling sebagai salah satu pembawa virus tersebut.

Baca juga: Bukan Penyebar Corona, Trenggiling Justru Bisa jadi Kunci Pengobatan Covid-19

Dihapus dari daftar bahan pengobatan

Otoritas kehutanan China telah memberikan perlindungan tingkat tinggi pada trenggiling karena statusnya yang kian terancam punah.

Sumber daya alam yang habis sedang ditarik dari Farmakope, lapor Health Times, meskipun alasannya pasti untuk menghilangkan trenggiling tidak jelas.

Ilustrasi obat tradisional China.shutterstock.com/marilyna Ilustrasi obat tradisional China.

Baca juga: Virus Corona Diduga Menyebar di China sejak Agustus 2019, Ini Buktinya

China dalam beberapa bulan terakhir telah melarang penjualan hewan liar untuk dikonsumsi dengan alasan risiko penyakit menular ke manusia.

Akan tetapi perdagangan tetap legal untuk tujuan lain, termasuk penelitian dan pengobatan tradisional.

State Forestry and Grassland Administration (SFGA) China telah meningkatkan perlindungan terhadap trenggiling ke level tertinggi pada pekan lalu.

"Saya sangat terdorong. Upaya berkelanjutan (perlindungan trenggiling) kami selama beberapa tahun belum sia-sia," kata Zhou Jinfeng, sekretaris jenderal China Biodiversity Conservation and Green Development Foundation (CBCGDF), seperti dilansir dari The Guardian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com