Akan tetapi, Phelan mengatakan perhitungan itu mengejutkan mereka, sebab untuk setiap dosis yang dikeluarkan, setiap produsen menggunakan 10 kali jumlah LAL atau komponen dari darah kepiting tapal kuda, untuk menguji setiap langkah dari proses tersebut.
Tes rFC telah mendapat lampu hijau dari Food and Drug Adminitration (FDA) Amerika Serikat. Akan tetapi, perusahaan harus melakukan lebih banyak pekerjaan, jika mereka menggunakan tes standar.
Penggunaan tes rFC sebagai alternatif pengujian terhadap vaksin juga dilakukan oleh perusahaan lain, salah satunya Eli Lilly.
Baca juga: Reaktif Rapid Test Covid-19 Belum Tentu Positif Corona, Ahli Jelaskan
Jay Bolden, ahli biologi di perusahaan tersebut mengatakan perusahaan telah melihat pengujian rFC sejak tahun 2016.
Alasannya, tes ini memiliki konsistensi terhadap kualitas dari produk laboratorium, pasokan yang tidak tergantung pada populasi hewan, dalam hal ini kepiting tapal kuda.
Tes alternatif ini juga menjadi komitmen perusahaan untuk menggantikan penggunaan bahan baku dari hewan yang memungkinkan pengurangan biaya, terutama dalam pengujian obat maupun vaksin, khususnya yang tengah dikembangkan saat untuk melawan virus corona.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.