Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekayasa Organ Hati Manusia Berhasil Ditransplantasikan ke Tikus, Kok Bisa?

Kompas.com - 05/06/2020, 18:02 WIB
Yohana Artha Uly,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Para ilmuwan berhasil melakukan transplantasi hati manusia berukuran 'mini' pada tikus. Organ hati tersebut merupakan rekayasa jaringan yang tumbuh di laboratorium, berasal dari sel kulit manusia yang di program ulang.

Studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Cell ini, dapat menjadi dasar bagi dunia medis di masa depan dalam menangani penyakit gagal hati yang membutuhkan transplantasi hati.

Namun, penelitian ini masih perlu didalami lebih lanjut untuk pada akhirnya benar-benar bisa diaplikasikan pada manusia.

Diharapkan keberhasilan penelitian ini bisa menjadi alternatif transpalantasi hati yang selama ini sangat mahal, di samping pasokan donor yang juga sangat terbatas.

Baca juga: 10 Jam Operasi, Tim Dokter Berhasil Pisahkan Organ Hati Ardi dan Ardan

Hal positif lainnya dari penelitian ini, rekayasa hayati organ hati tersebut dapat digunakan pada pasien gagal hati untuk meningkatkan fungsi hatinya sementara waktu.

Studi ini memberikan harapan bagi pasien yang sedang berada dalam daftar tunggu transplantasi hati.

Ahli Patologi dari Universitas Pittsburgh di Amerika Serikat, Alejandro Soto-Gutiérrez menyatakan, tujuan jangka panjang dari eksperimen tersebut tentunya untuk bisa menggantikan donor organ hati dari manusia.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Baca juga: Studi Baru Buktikan Manfaat Teh Hijau Obati Lemak Hati pada Obesitas

Namun, dalam jangka pendek ini bisa digunakan sebagai jembatan bagi para pasien yang tengan menunggu mendapat transpalansi organ.

"Misalnya, pada gagal hati akut, yang mungkin hanya perlu peningkatan fungsi hati untuk sementara waktu sambil menunggu donor organ hati yang baru," ujar Soto-Gutiérrez seperti dilansir dari Science Alert, Jumat (5/6/2020).

Rekayasa organ hati manusia berukuran mini tersebut, dilakukan para peneliti dengan mengambil sel-sel kulit manusia dan diubah menjadi sel induk, jenis sel pada embrio awal yang dapat tumbuh menjadi setiap jenis jaringan di dalam tubuh.

 

Para peneliti kemudian menginduksi diferensiasi dalam sel dengan bantuan hormon dan bahan kimia lainnya, mendorong sel-sel itu menjadi sel hati, yang dikultur dalam skala laboratorium.

Jika biasanya dibutuhkan waktu dua tahun bagi hati manusia hingga matang semenjak dilahirkan, namun Soto-Gutiérrez dan rekannya dapat melakukannya hanya dalam waktu hitungan minggu.

Sel-sel hati ini ditanamkan pada perancah hati tikus yang telah dibuang sel-sel tikusnya. Kemudian para peneliti menggunakan sel induk manusia untuk mengisi jaringan fungsional hati, termasuk sistem pembuluh darah dan jaringan saluran empedu.

Pengujian juga dilakukan dengan mentransplantasikan hati berukuran kecil tersebut ke dalam tubuh lima ekor tikus.

Baca juga: Studi Baru Buktikan Manfaat Teh Hijau Obati Lemak Hati pada Obesitas

Empat hari setelah transplantasi menunjukkan hati yang direkayasa secara biologis tersebut mengeluarkan cairan empedu dan urea. Ini jadi pertanda bahwa organ tersebut telah bekerja.

Meski demikian, bukan berarti hati tersebut berfungsi dengan sempurna. Lantaran, terjadinya aliran darah yang buruk ke graft.

Sehingga menimbulkan iskemia, keadaan di mana jaringan tubuh mengalami kekurangan aliran darah, serta trombosis yakni terbentuknya gumpalan darah dalam pembuluh darah.

Hal ini menunjukkan masih ada kesulitan serius dalam menghubungkan cangkok dengan benar pada jaringan pembuluh darah hewan.

Baca juga: Bukan Hanya Organ Paru, Virus Corona juga Bisa Merusak Jantung

Tetapi, bagaimana pun, hasil eksperimen ini merupakan pencapaian yang luar biasa. Dalam waktu empat hari tikus-tikus tersebut dapat menjalani hidup mereka dengan hati manusia. Ini bukan sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya.

Studi ini bisa menjadi batu loncatan untuk kemungkinan menggunakan teknik yang sama pada manusia di masa mendatang. Tentunya ini perlu dilakukan dengan sejumlah percobaan lainnya.

"Saya percaya ini (rekayasa organ hati) langkah yang sangat penting karena kita tahu itu bisa dilakukan, membuat seluruh organ yang bisa berfungsi dari satu sel kulit," kata Soto-Gutiérrez.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com