Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensial Lawan Covid-19, LIPI Kembangkan Masker Kain Lapis Tembaga

Kompas.com - 04/06/2020, 20:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan riset pada masker kain sebagai upaya penanganan Covid-19 di Indonesia. Inovasi masker ini diperuntukan bagi masyarakat umum, bukan tenaga medis.

Peneliti Pusat Penelitian Fisika LIPI Deni Shidqi Khaerudini menyatakan, timnya sedang mengembangkan masker kain disinfektor berbasis lapisan tembaga yang diyakini anti Covid-19. Ini berdasarkan beberapa penelitian terkait tembaga sebagai anti-microbial agent.

Penelitian tersebut di antaranya menunjukkan bahwa tembaga telah dikenal sebagai anti-microbial agent (agen anti mikroba) sejak zaman Mesir dan Yunani kuno, seperti untuk perawatan luka dan sterilisasi air.

Selain itu, ditemukan terjadinya perusakan bakteri maupun virus akibat kontak dengan tembaga (contact killer), meski berbeda-beda tergantung jenis mikroorganisme.

Baca juga: LIPI Kembangkan Ozon Nanomist, Disinfektan Aman Berbahan Dasar Oksigen

Secara umum, mekanisme perusakan terjadi dengan ion-ion tembaga yang mudah terlepas setelah bakteri atau virus menempel pada lapisan tembaga.

Hal ini mengakibatkan kerusakan pada dinding sel dan degradasi DNA atau RNA, sehingga mikroba tidak mampu reproduksi yang berujung pada kematian sel tersebut.

Terkait SARS-CoV-2 atau virus corona penyebab Covid-19, penelitian terbaru menunjukkan bahwa virus corona hanya mampu bertahan selama 4 jam di permukaan tembaga.

Ini jauh lebih cepat ketimbang pada permukaan kardus yang 24 jam, stainless steel 48 jam, dan plastik 72 jam.

"Hal ini menunjukkan bahwa efek contact killer tembaga masih cukup signifikan untuk virus SARS-CoV-2. Tapi tentu saja harus memodifikasi tekniknya untuk bisa diaplikasikan ke benda-benda yang kontak langsung dengan manusia, contohnya masker," ujar Deni dalam webinar Riset Kimia dan Fisika LIPI Antisipasi Covid-19, Kamis (4/6/2020).

Efektifitas penyaringan masker kain biasa

Riset ini juga didasari efektivitas penyaringan (filter) mikroorganisme terhadap masker kain yang selama ini umum digunakan masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19. Diketahui, virus corona berdiameter 0,065-0,125 mikron.

Penelitian efektivitas filter masker kain didasarkan pada mikroorganisme B. Atrophaeus yang berdiameter 0,9-1,25 mikron.

Hasilnya, masker kain satu lapis memiliki kemampuan filter 69,42 persen dan yang dua lapis sebesar 70,66 persen.

Dengan demikian, jika dibandingkan dengan virus corona yang memiliki diameter 10 kali lipat lebih kecil dari bakteri B. Atrophaeus, maka kemampuan filter masker kain terhadap virus corona jauh lebih rendah.

Baca juga: Ahli Temukan Peradangan di Otak Pasien Corona Covid-19, Kok Bisa?

Oleh sebab itu, Deni menilai tidak cukup hanya dengan ukuran pori yang kecil, tapi diperlukan lapisan aktif pada masker yang bersifat mematikan atau memutus RNA virus dengan efektif. Ini dilakukan dengan inovasi pelapisan tembaga pada masker.

"Pelapisan tembaga bisa dilakukan dengan disisipi diantara kain masker, atau menutupi permukaan depan masker kain dengan lapisan tembaga," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com