Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal SpaceX, Perusahaan Swasta Pertama yang Luncurkan Astronot ke Luar Angkasa

Kompas.com - 31/05/2020, 20:03 WIB
Yohana Artha Uly,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

Sumber SpaceX

KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) baru saja mencatat sejarah baru dalam perjalanan ke ruang angkasa bagi manusia. Pada Sabtu (30/5/2020), dua astronot NASA meluncur ke stasiun ruang angkasa internasional (ISS) menggunakan kapsul Dragon yang diterbangkan roket Falcon 9 milik SpaceX.

Ini menjadi misi yang bersejarah, lantaran untuk pertama kalinya peluncuran astronot NASA dilakukan oleh perusahaan swasta.

Selain itu, ini menjadi pertama kalinya bagi AS untuk meluncurkan astronotnya ke ISS sejak pesawat ulang alik NASA dipensiunkan pada 2011 lalu.

Selama sembilan tahun terakhir, para astronot NASA yang pergi ke ISS selalu dikirim menggunakan roket Soyuz milik Rusia, tentunya dengan membeli 'kursi' di roket tersebut. ISS sendiri ditempati oleh astronot asal AS dan Rusia sejak tahun 2000.

Baca juga: SpaceX Diluncurkan, Era Baru Pesawat Ulang-alik Dimulai

SpaceX atau Space Exploration Technologies Corporation adalah perusahaan transportasi luar angkasa AS yang didirikan oleh Elon Musk, miliarder yang juga pemilik Tesla Inc. Musk membangun SpaceX pada tahun 2002 dengan mengembangkan roket Falcon 1, Falcon 9, dan Falcon Heavy.

Melansir laman resmi SpaceX, Minggu (31/5/2020), perusahaan mengembangkan roket Falcon untuk menjadi kendaraan peluncuran yang dapat dipakai berulang.

StarshipSPACEX Starship

Sebelumnya, dalam misi penerbangan ke ruang angkasa roket yang digunakan hanya sekali pakai. Padahal roket mengambil sebagian besar biaya peluncuran ke ruang angkasa.

Biaya pembuatan roket hampir sama dengan pembuatan pesawat komersial. Sayangnya, roket selalu sekali pakai berbeda dengan pesawat yang bisa melakukan puluhan ribu penerbangan.

Mengikuti model komersial, SpaceX pun membuat roket Falcon menjadi kendaraan peluncuran ruang angkasa yang dapat digunakan kembali. Ini dapat mengurangi biaya perjalanan ke ruang angkasa hingga seratus kali lipat.

Baca juga: Elon Musk, SpaceX, dan Impiannya Membuat Koloni di Mars

Jika sebagian besar roket dirancang untuk terbakar pada saat masuk kembali ke Bumi, tidak untuk roket SpaceX. Roket dirancang untuk tahan bakar dan mampu mendarat kembali di Bumi, sehingga roket bisa melakukan peluncuran kembali.

Sebenarnya, tujuan akhir dari SpaceX adalah untuk memungkinkan manusia hidup di planet lain. Saat ini, Planet Mars merupakan sasaran untuk bisa membangun permukiman permanen manusia di sana.

Space X merancang dan membangun roket maupun pesawat ruang angkasa di kantor pusatnya yang berlokasi di Hawthorne, California. Sementara uji coba mesin, struktur kendaraan, dan sistem lainnya dilakukan di fasilitas pengembangan roket seluas 4.000 hektar yang berlokasi di McGregor, Texas.

Peluncuran Roket Falcon

Pada September 2008 SpaceX mencatat sejarah, menjadi perusahaan swasta pertama yang berhasil mengirim roket berbahan bakar cair ke orbit Bumi.

Keberhasilan peluncuran roket Falcon 1 itu bukan langsung terjadi dengan mulus. Pertama kali Falcon 1 diluncurkan tahun 2006, namun dalam proses perjalanan mengalami kebocoran bahan bakar dan terjadi kebaran.

Peluncuran Falcon 1 kembali dilakukan pada Maret 2007 dan Agustus 2008, tapi lagi-lagi gagal mencapai orbit Bumi.

Baca juga: SpaceX Diluncurkan, Era Baru Pesawat Ulang-alik Dimulai

Seiring perkembangan, SpaceX kini memiliki Falcon 9, roket dengan mesin berjumlah sembilan yang sejak tahun 2010 digunakan untuk meluncurkan satelit.

Pada April 2012, Falcon 9 mencetak sejarah dengan mengirimkan muatan melalui kapsul Dragon ke dan dari ISS, menjadi satu-satunya roket buatan perusahaan komersial yang mencapai ISS.

Tak cukup disitu, pada Desember 2015, Falcon 9 mengirimkan 11 satelit komunikasi ke orbit, dan menjadi roket kelas orbit pertama yang dapat kembali ke Bumi.

Elon Muskreuters.com Elon Musk

Pada Maret 2019, perusahaan meluncurkan kapsul Crew Dragon dengan Falcon 9 yang membawa pasokan untuk kru ISS. Menariknya, misi ini juga mengangkut manekin yang dilengkapi dengan sensor ilmiah.

Ini sebagai uji coba yang tujuannya untuk memberikan tim SpaceX data penting terkait menempatkan manusia di kapsul Crew Dragon dalam perjalanan ke ISS.

Baca juga: SpaceX Ungkap Penumpang Pertama Kapsul Crew Dragon Ke ISS

Crew Dragon adalah penerus pesawat antariksa Dragon yang sebelumnya membawa pasokan barang ke ISS sejak 2012. Crew Dragon disebut bisa membawa hingga 7 anggota awak ke ISS.

SpaceX juga mengembangkan Falcon Heavy, roket operasional yang diklaim paling kuat di dunia. Lantaran, roket ini mampu membawa muatan besar di orbit dan digunakan untuk mendukung misi perjalanan ruang angkasa ke Bulan atau Mars.

Pada 7 Februari 2018, Falcon Heavy melakukan peluncuran pertamanya ke orbit, berhasil mendaratkan 2 dari 3 boosternya dan meluncurkan muatannya ke luar angkasa.

SpaceX pun secara teratur meluncurkan roket yang terbukti mampu melakukan penerbangan. Hingga akhirnya, meluncurkan kapsul Crew Dragon menggunakan Falcon 9 yang membawa dua astronot NASA ke ISS, dengan lepas landas dari Kennedy Space Center.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com