Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kucing Berkutu Penting untuk Segera Diobati, Ini Sebabnya

Kompas.com - 29/05/2020, 20:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kucing adalah salah satu hewan peliharaan yang paling banyak digemari di dunia. Bulu yang lembut, tingkah laku manja dan imut, juga kemampuan memburu tikus mungkin jadi sebagian alasan orang menyukai kucing.

Meski demikian, memelihara kucing berarti juga termasuk memperhatikan kesehatannya, termasuk soal kutu. Sebab, selain bisa menginfeksi kucing kesayangan, kutunya juga dapat menjangkiti manusia.

Salah satu jenis kutu yang umumnya menghinggap di kucing adalah Ctenocephalides felis. Jika kutu ini mengigit manusia, maka dapat memberikan rasa gatal yang mengganggu.

Baca juga: Kasus di Sragen, Benarkah Kutu Kucing Bisa Bunuh Manusia?

Pada beberapa orang bahkan bisa menyebabkan infeksi yang lebih parah, seperti penyakit zoonosis yang disebut cat scratch disease lantaran kutu kucing dapat membawa bakteri Bartonella henselae saat menggigit manusia. Oleh sebab itu, kebersihan kucing adalah hal penting.

Dokter hewan sekaligus pengajar di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana Kupang, drh. Yeremia Yobelanno Sitompul M.Sc menyatakan, memastikan kesehatan kulit kucing dilakukan dengan pemeriksaan ke dokter hewan untuk mengecek keberadaan kutu.

"Jadi pastikan dulu hewannya kalau enggak ada kutu. Minta cek ada kutu atau tidak, kalau misalnya ada maka akan diobati, dan ikuti anjuran dokternya," kata dia kepada Kompas.com, Jumat (29/5/2020).

Baca juga: Studi Terbaru: Kucing Bisa Terinfeksi Covid-19, dan Tularkan ke Kucing Lainnya

Yeremia mengatakan, penting untuk disiplin mengikuti anjuran dokter. Sebab, umumnya pengobatan dilakukan secara berkala hingga kutu benar-benar dipastikan hilang.

Untuk mematahkan siklus hidup kutu, pemberian obat yang dilakukan biasanya hanya membunuh kutu dewasa. Itu artinya, kemungkinan ada telur kutu yang masih tertinggal.

Maka dokter akan memberikan arahan untuk kembali pada beberapa pekan selanjutnya untuk melakukan pengobatan lagi. Ini berdasarkan perkiraan waktu telur akan menetas, dan tidak berpotensi menghasilkan telur baru.

"Kalau misalnya disuruh balik lagi 3 minggu kemudian, tapi kita baru datang obati lagi di 4-5 minggu kemudian, yah telur ada lagi (kutu keburu bertelur sebelum pengobatan). Oleh karena itu, ikuti anjuran dokter dengan tepat waktu," jelasnya.

Pada masa pengobatan, Yeremia menyarankan, untuk menjaga kucing berelasi dengan kucing lainnya yang berpotensi menularkan kutu. Bahkan, jika memiliki lebih dari satu peliharaan kucing, akan lebih baik pemeriksaan dilakukan pada seluruh kucing.

Baca juga: Ini Alasan Kucing Lebih Tahan terhadap Gigitan Ular ketimbang Anjing

Ini penting agar pengobatan benar-benar efektif, jika tidak hanya akan membuat siklus berulang penularan kutu antar kucing.

Tak cukup hanya pada hewan, lingkungan rumah juga perlu dibersihkan karena kutu kucing biasanya juga terdapat di sana. Pembersihan kutu di lingkungan rumah dapat dilakukan menggunakan produk insektisida.

"Jaga-jaga sekalian di lingkungannya, misal di rumah pada sudut-sudut rumah, juga di sela-sela sofa itu bisa ada (kutu)," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com