Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/05/2020, 13:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Oleh sebab itu, terkait kekhawatiran kondisi ibu hamil dan menyusui terhadap bayinya ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF telah menegaskan, ASI ekslusif aman diberikan pada bayi dan tetap diberikan meskipun ibunya terkonfirmasi positif Covid-19.

Sisca berkata, penularan Covid-19 pada bayi melalui pemberian ASI eksklusif juga bisa dicegah dengan protokol penggunaan masker, cuci tangan dan melakukan disinfeksi.

3. Kecemasan psikologis

Sisca juga menyebutkan dampak Covid-19 terhadap ekonomi maupun sosial dapat menimbulkan kecemasan yang berpengaruh pada psikologis ibu hamil dan menyusui.

Ibu yang baru melahirkan sangat mungkin akan mengalami baby blues syndrome dan post-partum depression yang umumnya diakibatkan oleh masalah psikologis.

Baca juga: Di Tengah Pandemi Corona, Kapan Ibu Hamil Sebaiknya Kontrol Kandungan?

"Hal tersebut tentu memengaruhi terkendalanya pemberian ASI eksklusif akibat produksi ASI yang dihasilkan," ujar dia.

Berdasarkan data dari WHO dan UNICEF pada tahun 2018, secara global menunjukkan tingkat pemberian ASI eksklusif cukup rendah yaitu hanya 41 persen.

Di Indonesia sendiri data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, tingkat pemberian ASI eksklusif hanya mencapai 37 persen.

Jumlah tingkat pemberian ASI eksklusif yang sedikit secara global dan Indonesia ini, ternyata semakin memburuk dengan adanya pandemi Covid-19.

Baca juga: Studi China: Gejala Parah Virus Corona pada Ibu Hamil Lebih Rendah

Rekomendasi bagi ibu menyusui

Menyusui menjadi persoalan yang penting dan tetap harus dilakukan meski terkendala oleh banyak faktor saat pandemi virus corona yang belum berakhir ini.

Oleh sebab itu, Sisca memberikan tiga rekomendasi yang sebaiknya dilakukan terkait ibu hamil, ibu menyusui di tengah pandemi Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com