Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Penting Vaksin untuk Hentikan Pandemi Covid-19?

Kompas.com - 22/05/2020, 18:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini, banyak ahli dan perusahaan bioteknologi yang mengembangkan vaksin Covid-19.

Vaksin diharapkan dapat membantu mengurangi angka penularan virus corona jenis baru yaitu SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. Sedangkan, yang terjadi saat ini jumlah kasus pasien terinfeksi Covid-19 masih terus meningkat.

Berdasarkan data terkini di dunia yang dihimpun hingga pukul 09.10 WIB, Jumat (22/5/2020), tercatat sebanyak 5.195.106 orang yang positif terinfeksi Covid-19. Sebanyak 34.616 pasien meninggal dunia, dan 2.080.923 dinyatakan sembuh.

Baca juga: Update Corona 22 Mei: 5,19 Juta Orang Terinfeksi dan 2 Juta Sembuh

Sementara di Indonesia, hingga Kamis (21/5) pukul 12.00 WIB jumlah kasus pasien konfirmasi positif Covid-19 sudah mencapai 20.162 kasus.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan keterangan bahwa kemungkinan besar vaksin untuk Covid-19 baru dapat didistribusikan secara massal kepada masyarakat dunia pada akhir tahun 2021.

Kenapa kita sangat membutuhkan vaksin untuk melawan Covid-19?

Pakar sains dari AIM Biologicals Groups, Dr Fadhil Ahsan mengatakan bahwa kita membutuhkan vaksin karena berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh.

Baca juga: Pengembangan Vaksin Covid-19 di Dunia Berbeda Kategorinya, Apa Saja?

Imunitas atau sistem kekebalan tubuh selalu digaungkan menjadi cara terbaik untuk bertahan tetap dalam kondisi sehat tanpa keluhan, meskipun bahkan virus SARS-CoV-2 sudah masuk ke dalam tubuh manusia.

Fadhil menyebutkan sistem kekebalan tubuh manusia terdiri dari dua lapisan.

1. Lapisan non-spesifik

Lapisan sistem kekebalan tubuh yang non-spesifik, kata Fadhil, dapat mengeliminasi atau mematikan sendiri beberapa jenis virus yang berusaha menginfeksi di dalam tubuh. Kondisi ini diasosiasikan dengan self limiting diseases.

Sebuah penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pada hewan yang mengalami imunodefisien tidak memiliki lapisan sistem kekebalan tubuh kedua. Hewan tersebut hanya memiliki lapisan sistem kekebalan tubuh non-spesifik.

Hewan tersebut bisa terbantu dengan imun non-spesifik untuk mengurangi atau mengeliminasi virus SARS-CoV-2 yang dosis infeksinya ringan.

Ilustrasi corona virus (Covid-19)shutterstock Ilustrasi corona virus (Covid-19)

2. Lapisan seluler

Lapisan kedua dari sistem kekebalan tubuh adalah seluler. Lapisan kedua ini menjadi bala bantuan di saat lapisan non-spesifik tidak memungkinkan melawan infeksi virus yang masuk ke dalam tubuh.

Lapisan sistem kekebalan tubuh seluler ini berperan dalam melawan infeksi virus yang dosisnya sudah tinggi.

"Kalau dosis infeksinya (virus) sudah tinggi, maka tidak mungkin lagi lapisan pertama sistem kekebalan tubuh kita untuk bertindak. Dia (imunitas) harus dibantu oleh sistem kekebalan tubuh lapisan kedua," kata Fadhil dalam diskusi daring bertajuk "Riset dalam Menemukan Vaksin dan Obat Anti Covid-19", Jumat (15/5/2020).

Baca juga: Sembari Menunggu Vaksin, Ini 6 Rekomendasi LIPI Beradaptasi dalam Pandemi Covid-19

Ketika kondisi sistem kekebalan tubuh kedua ini juga tidak memungkinkan untuk melawan virus yang menyerang tubuh, maka vaksin berfungsi untuk menginduksi sistem kekebalan tubuh lapisan kedua atau seluler.

Fadhil berkata, spesifikasi dari sistem kekebalan tubuh seluler adalah adanya sel pengingat atau memori.

"Sel memori inilah yang akan menghasilkan atau mengeliminasi serangan virus setelah vaksinasi," jelasnya.

Ilustrasi vaksinasi anak-anak.SHUTTERSTOCK Ilustrasi vaksinasi anak-anak.

Pada umumnya, tubuh akan membentuk antibodi sebagai sistem kekebalan tubuh terhadap jenis virus tertentu setelah dua minggu vaksinasi atau imunisasi dilakukan.

"Tidak semerta-merta setelah divaksinasi (saat itu) kita akan kebal terhadap Covid-19," tuturnya.

Vaksinasi diperlukan sebagai bentuk pertahanan, atau bantuan kepada sistem kekebalan tubuh yang berperang melawan infeksi virus corona SARS-CoV-2.

Baca juga: Pengembangan Vaksin Corona di Indonesia: Ini Teknologi yang Digunakan Eijkman

Mengenai vaksin yang sedang ramai diupayakan oleh banyak ahli dan industri, menurut Fadhil, besar harapan masyarakat dunia untuk segera ditemukannya vaksin Covid-19. Hal ini belajar dari wabah SARS dan MERS yang pernah terjadi sebelumnya. 

Kendati hingga saat ini belum ada satu vaksin pun untuk SARS dan MERS yang melewati fase tiga, tetapi pembelajaran dari tahapan fase 1 dan 2 clinical trial pembuatan vaksin untuk wabah tersebut bisa dilakukan.

"Sebenarnya ada harapan besar bahwa target vaksin yaitu spike protein ini besar untuk menginduksi sistem kekebalan tubuh kita," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com