Kesehatan mental dan fisik memiliki kesinambungan. Orang bisa sakit fisik saat mentalnya sedang terganggu, begitupun sebaliknya.
Merasa sehat fisik dalam di tengah pandemi, tetapi secara psikis terganggu, kata dia, akan berpengaruh terhadap hormon-hormon baik yang dibutuhkan tubuh, seperti hormon adrenalin, dopamine dan endorphine.
Baca juga: Tak Perlu Cemas, Ini Cara Jelaskan Virus Corona pada Anak
2. Berdamai dengan pandemi
Berdamai dengan pandemi ini dan terus mempertahankan kesehatan secara fisik dan psikis memang tidak mudah; karena setiap individu memiliki ketahanan diri, budaya dan kondisi juang yang berbeda-beda.
Namun, Novita meyakini bahwa hanya ketika kita sehat dan berdamai, kita akan mampu menjalani dan melewati masa krisis yang saat ini terjadi sampai pandemi Covid-19 benar-benar berakhir.
"Hanya ketika kita sehat dan berdamai, kita akan menerima keadaan yang saat ini terjadi dengan legowo (ikhlas menerima)," ujar dia.
3. Kurangi baca informasi yang membuat cemas
Satu hal lagi yang diingatkan oleh Novita adalah jika Anda menjadi bertambah cemas akibat membaca banyaknya informasi tentang Covid-19 ini, upayakanlah untuk meminimalisir membaca pemberitaan terkait dengan Covid-19.
Jika membaca, bacalah informasi dari sumber media yang memang bisa dipercaya, bukan hanya apa yang beredar dari media sosial termasuk ragam grup yang dimiliki di akun medsos Anda.
"Kalau saya karena juga menghindari cemas, paling sehari cuma dua kali baca berita. Pagi sama sore. Dan itu saya pilah juga medianya," ujar dia.
Meski demikian, tidak membaca banyak informasi terkait Covid-19 bukan berarti Anda harus abai terhadap protokol pencegahan yang telah dianjurkan pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.