Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Psikolog Sebut Cemas Hadapi Corona itu Normal, Ini Cara Mengatasinya

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 masih belum diketahui secara pasti kapan akan berakhir secara global, maupun di Indonesia sendiri.

Berkaitan dengan itu, tidak sedikit masyarakat yang merasa cemas terhadap musuh yang tidak terlihat secara kasat mata ini.

Menurut Psikolog Anak dan Remaja, Novita Tandry, sebenarnya menjadi cemas atau merasakan kecemasan dalam menghadapi Covid-19 itu normal.

"Yang tidak boleh adalah cemas berlebihan. Cemas untuk hal yang tidak pasti (seperti Covid-19) itu normal," kata Novita dalam diskusi daring Sonora.id bertajuk Psikosomatik dan Cabin Fever Dikala Pandemi, Selasa (12/5/2020).

Setiap individu memiliki kecemasan dengan level yang berbeda-beda. Tidak semua orang bisa mengelola dan mengontrol kecemasan yang dialami masing-masing dengan baik.

Berkaitan dengan pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih mewabah dan tidak diketahui kapan akan berakhir, serta sampai berapa lama lagi aktivitas di luar rumah penuh risiko; kecemasan yang dialami di masa pandemi ini memang sangat bisa sekali untuk terus meningkat dan mengganggu individu secara fisik dan psikis.

Novita menjelaskan bahwa meningkatnya rasa cemas itu bisa jadi berasal dari diri sendiri yang tidak bisa menerima, terus protes, komplain dan lain sebagainya terhadap kondisi atau keadaan saat ini.

Oleh karena itu, cobalah untuk mencari pola pikir lain dari kondisi yang terjadi di tengah pandemi ini.

Apalagi di masa pandemi ini, sebenarnya semua elemen masyarakat akan ikut terdampak. Baik dari golongan sosial bawah hingga atas, tentu dengan level dampak yang berbeda-beda.

"Keadaan pandemi ini tidak pandang bulu. Semua level kena (dampaknya). Ini harus menjadi kekuatan buat kita dengan tidak membiarkan kecemasan itu hadir di dalam diri kita," tegasnya.

Cara mengatasi kecemasan selama pandemi Covid-19

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kecemasan menghadapi pandemi yang tidak pasti kapan berakhirnya ini.

1. Kontrol kesehatan mental

Novita menegaskan bahwa mengatasi kecemasan akibat kondisi tersebut adalah dengan mengontrol kesehatan mental kita.

"Kontrol kesehatan mental kita dengan kembali lagi berdamai dengan Covid-19," ujar dia.

Ia pun berkata bahwa barangkali pada saat inilah, kita bisa merefleksikan diri, melihat sisi lain, melakukan hal-hal yang ingin dilakukan di rumah, intropeksi diri, berolahraga dan juga menjadi kesempatan untuk fokus bermain bersama atau memperhatikan anggota keluarga lainnya lebih intens lagi.

Kesehatan mental dan fisik memiliki kesinambungan. Orang bisa sakit fisik saat mentalnya sedang terganggu, begitupun sebaliknya.

Merasa sehat fisik dalam di tengah pandemi, tetapi secara psikis terganggu, kata dia, akan berpengaruh terhadap hormon-hormon baik yang dibutuhkan tubuh, seperti hormon adrenalin, dopamine dan endorphine.

2. Berdamai dengan pandemi

Berdamai dengan pandemi ini dan terus mempertahankan kesehatan secara fisik dan psikis memang tidak mudah; karena setiap individu memiliki ketahanan diri, budaya dan kondisi juang yang berbeda-beda.

Namun, Novita meyakini bahwa hanya ketika kita sehat dan berdamai, kita akan mampu menjalani dan melewati masa krisis yang saat ini terjadi sampai pandemi Covid-19 benar-benar berakhir.

"Hanya ketika kita sehat dan berdamai, kita akan menerima keadaan yang saat ini terjadi dengan legowo (ikhlas menerima)," ujar dia.

3. Kurangi baca informasi yang membuat cemas

Satu hal lagi yang diingatkan oleh Novita adalah jika Anda menjadi bertambah cemas akibat membaca banyaknya informasi tentang Covid-19 ini, upayakanlah untuk meminimalisir membaca pemberitaan terkait dengan Covid-19.

Jika membaca, bacalah informasi dari sumber media yang memang bisa dipercaya, bukan hanya apa yang beredar dari media sosial termasuk ragam grup yang dimiliki di akun medsos Anda.

"Kalau saya karena juga menghindari cemas, paling sehari cuma dua kali baca berita. Pagi sama sore. Dan itu saya pilah juga medianya," ujar dia.

Meski demikian, tidak membaca banyak informasi terkait Covid-19 bukan berarti Anda harus abai terhadap protokol pencegahan yang telah dianjurkan pemerintah.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/14/183300423/psikolog-sebut-cemas-hadapi-corona-itu-normal-ini-cara-mengatasinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke