Saat pandemi Covid-19 ini masih terbilang masif atau identifikasi kasus konfirmasi masih ada dalam jumlah banyak, herd immunity yang dilakukan secara paksa tanpa vaksinasi itu tidak sebaiknya dilakukan.
"Kalau itu (melakukan herd immunity saat sekarang kasus Covid-19 masih masif) artinya membiarkan penyakit menyebar. Saya rasa risiko untuk menyebabkan kesakitan dan kematian yang bisa dihindarkan terlalu tinggi," ujar Panji.
Selama belum ada herd immunity, kata dia, memang selalu ada kemungkinan terjadi outbreak lagi berupa gelombang kedua dan seterusnya. Hal ini terjadi ketika kehidupan dipaksakan untuk normal layaknya sebelum ada pandemi, saat jumlah kasus masih aktif.
"Jadi selama belum ada herd immunity, kembali ke kehidupan normal pun harus tetap disertai upaya surveilans yang sangat intensif. Upaya pencegahan seperti pakai masker atau distancing tetap harus dijalankan," jelasnya.
Baca juga: WHO Keluarkan Pedoman Uji Coba Vaksin Virus Corona pada Manusia
Untuk diketahui, Pejabat Senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dale Fisher menyebut vaksin untuk Covid-19 tidak akan siap hingga akhir tahun depan.
"Saya pikir akhir tahun depan adalah ekspektasi yang sangat masuk akal," kata Fisher seperti dilansir dari CNBC, Senin (4/5/2020).
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan