Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telan Makanan Berminyak dan Berpasir, Kadal Mati karena Sembelit

Kompas.com - 10/05/2020, 18:03 WIB
Monika Novena,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nasib malang menimpa kadal ekor utara (Leiocephalus carinatus). Saat makan serangga dan reptil lain di dekat sebuah restoran pizza di Cocoa Beach, Florida, ternyata kadal ini pun turut menelan partikel pasir yang basah oleh minyak.

Hasilnya, seiring waktu, butiran-butiran pasir menempel dan membentuk gumpalan yang terlalu padat untuk dikeluarkan kadal dalam bentuk kotoran.

Gumpalan kotoran itu alhasil makin membesar, mencapai 80 persen berat badan si kadal atau sekitar 22 gram. Dan semakin banyak kadal makan, semakin besar pula massa kotoran yang bersarang di perutnya.

Baca juga: Kadal Purba Berusia 309 Juta Tahun Ungkap Bukti Awal Pengasuhan

Saat Natalie Claunch, peneliti dan kandidat doktoral di Univesity of Florida menemukan kadal itu pertama kali, ia langsung menyadari kalau perut kadal yang besar bukan berisi telur.

"Telur terasa seperti kacang jeli besar dan Anda bisa merasakannya. Sementara dalam perut kadal tersebut terasa padat," kata Claunch seperti dikutip dari Live Science, Minggu (10/5/2020).

Menurut Claunch, kadal tersebut sudah tidak bisa makan apapun juga karena tak bisa mengeluarkan feses dari tubuhnya. Kadal itu perlahan-lahan mati kelaparan.

Saat ditemukan, perut kadal ekor utara penuh dengan kotoran yang menyebabkan perutnya membesar.live science Saat ditemukan, perut kadal ekor utara penuh dengan kotoran yang menyebabkan perutnya membesar.

Saat Claunch melakukan pemindaian, benar saja, ia menemukan sisa-sisa makanan sebelumnya dalam tubuh kadal. Hanya tersisa ruang kecil di tulang rusuknya untuk jantung, paru-paru, dan hati. Situasi yang sangat tak nyaman bagi kadal malang itu.

Kadal ekor utara (Leiocephalus carinatus) merupakan kadal asli Bahama dan pulau-pulau Karabia lainnya. Kadal memiliki berat sekitar 28 gram.

Mereka kemudian diperkenalkan di Florida tenggara pada tahun 1940-an, saat seorang penduduk dengan sengaja melepaskan kadal miliknya untuk memerangi serangga.

Dalam beberapa dekade, kadal ekor utara pun mendominasi dan menggantikan banyak spesies kadal asli yang lebih kecil.

Baca juga: Utak Atik Gen, Ahli Ciptakan Kadal Merah Muda Pertama di Dunia

Kasus ini bukan merupakan kejadian pertama yang menimpa kadal ekor utara. Claunch dan rekan-rekannya telah menemukan 3 kadal lain dengan massa feses 30 persen lebih berat dari badan mereka.

"Tahun lalu kami sebenarnya telah menemukan kasus serupa di dekat lokasi yang sama. Namun memang tidak jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan pasir dalam usus kadal hingga membentuk kotoran yang mengeras. Perlu studi lanjutan untuk mengetahuinya," tambah Claunch.

Temuan ini telah dipublikasikan di jurnal Herpetological Review edisi Maret 2020. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com