Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Rekomendasi Cegah Covid-19 Wajib Dipatuhi

Kompas.com - 07/05/2020, 13:02 WIB
Yohana Artha Uly,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan imbauan untuk masyarakat berdiam di rumah menjadi rekomendasi pemerintah saat pandemi Covid-19. Pesan untuk bekerja dan belajar di rumah, menjaga jarak, serta tidak berkerumun juga turut disuarakan berbagai pihak.

Rekomendasi lainnya adalah menggunakan masker dobel saat berada di luar rumah, rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, dan tidak menyentuh daerah wajah, menerapkan etika batuk bagi yang mengalami sakit pernafasan, serta menghindari kontak dengan ternak dan hewan liar. Cara-cara tersebut diyakini dapat memutuskan rantai penyebaran virus Covid-19.

Baca juga: 3 Salah Kaprah Penerapan PSBB di Indonesia dan Solusinya

Sayangnya, sebagian orang masih kurang memahami bahwa virus ini sangat mudah menular sehingga sering menganggap remeh imbauan tersebut.

Padahal, menurut Section Head of Claim Sequis dr Yosef Fransiscus, Covid-19 bisa melemahkan sistem imun tubuh.

Yosef menjelaskan, Covid-19 merupakan virus corona jenis baru yang belum pernah diidentifikasi pada manusia. Sebelumnya, sudah ada dua jenis virus corona yang dalam catatan sejarah pernah menjadi wabah, yaitu Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Baca juga: Dampak Covid-19, Diperkirakan Terjadi 7 Juta Kehamilan Tak Terduga

Ketiga virus ini merupakan keluarga besar dari Coronavirus (CoV) yang dapat menyebabkan penyakit dengan gejala ringan sampai berat bahkan kematian.

Berdasarkan kejadian MERS dan SARS yang pernah mewabah sebelumnya, penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui droplet, kontak, dan benda yang terkontaminasi. Para ahli pun meyakini bahwa Covid-19 dapat menular dengan cara yang sama.

Tambahan lagi, virus ini memiliki ukuran 80-150 nanomicro. Ukuran partikel sangat kecil ini lah yang menyebabkan virus mudah terbang, terbawa udara, dan menular lewat udara (airborne).

Ilustrasi pencegahan dan penularan virus corona, Covid-19 di udaraShutterstock Ilustrasi pencegahan dan penularan virus corona, Covid-19 di udara

 

Virus ini juga biasa menembus masker pelindung, hinggap di lengan atau baju, dan saat masker terbuka akan terhirup.

“Karakter penyebaran Covid-19 sangat cepat meluas. Misalnya saja ada penderita yang berdahak atau bersin, sebarannya bisa mencapai radius 3 meter bahkan dapat mencapai hingga 6 meter jika penderita batuk dan bersin yang kuat. Buruknya, jika sudah terpapar dan terinfeksi virus ini bisa melemahkan sistem imun," jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (6/5/2020).

Baca juga: Peneliti Texas Klaim Antibodi Ilama Bisa Lawan Virus Covid-19, Ini Penjelasannya

Menurut Yosef, dalam 6 jam usai virus masuk ke dalam tubuh, maka sistem kekebalan bisa mulai terganggu. Walau ada juga yang dapat bertahan 14 hari tanpa gangguan kesehatan.

"Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak patuh pada aturan jaga jarak (physical distancing),” tambahnya,

Pihak yang tergolong rentan tertular virus ini yaitu mereka yang memilki daya tahan tubuh lemah, sering bepergian ke luar negeri, atau memiliki riwayat penyakit saluran pernafasan, seperti pneumonia, TBC, dan asma.

Pasalnya, virus corona terbaru ini membantu virus dan kuman lainnya untuk menyerang saluran pernafasan dan menurunkan sistem imun.

Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona

Sedangkan untuk mengetahui apakah sudah terjadi penularan, dapat dilihat pada manifestasi klinis yang biasanya muncul dalam dua hingga 14 hari setelah paparan.

“Seperti yang sering kita dengar bahwa gejala umum terinfeksi dapat dicurigai jika ada gangguan pernapasan akut, seperti demam, batuk kering tak kunjung reda dan sesak napas. Jika kasusnya berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian," jelas dia.

Rekomendasi pencegahan penularan Covid-19 memang terdengar sederhana dan sebenarnya dapat dilakukan. Namun sayangnya, tidak semua orang serius mematuhi rekomendasi ini.

Baca juga: Studi Covid-19: Virus Corona Lebih Rentan Infeksi Pria dan Obesitas

Bisa jadi banyak yang belum paham, bahwa walau tidak sakit sekalipun, manusia bisa menjadi pembawa virus (carrier) yang tanpa sadar dan tidak sengaja menularkan ke keluarganya.

Hal ini terbukti dari masih banyak didapati orang berkumpul dan beraktivitas yang tidak perlu di luar rumah hingga harus ditertibkan oleh petugas keamanan.

Kendati demikian, memang ada faktor lain yang tidak bisa diabaikan, misalnya faktor ekonomi dan tuntutan hidup yang tidak memungkinkan melaksanakan sepenuhnya rekomendasi untuk tetap tinggal di rumah.

Tetapi, ini bisa menjadi momen bagi kita untuk mempraktikkan rasa kemanusiaan, yaitu saling menjaga dan membantu sesama.

Mahasiswa dari Politeknik Sriwijaya (Polsri), Palembang jurusan Teknik Mesin memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) berupa Face Shield untuk tenaga medis yang saat ini sedang berjuang melakukan perawatan terhadap pasien yang terkena virus Corona, Kamis (9/4/2020).KOMPAS.com/AJI YK PUTRA Mahasiswa dari Politeknik Sriwijaya (Polsri), Palembang jurusan Teknik Mesin memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) berupa Face Shield untuk tenaga medis yang saat ini sedang berjuang melakukan perawatan terhadap pasien yang terkena virus Corona, Kamis (9/4/2020).

Misalnya, mengingatkan pentingnya menggunakan masker hingga membagi masker pada sesama atau istilahnya 'aku menjaga kamu, kamu menjaga aku’.

Selain itu, perlu juga untuk mengingatkan anggota keluarga dan orang-orang terdekat agar mematuhi rekomendasi ini karena Covid-19 yang sudah menjadi pandemi.

"Jika kita tidak menjaga jarak bisa jadi secara tidak sengaja terjadi kontak dengan orang yang pernah terinfeksi yang dalam kondisi dorman (virus sedang tidak aktif). Sebaliknya, jika kita sebagai carrier atau dorman maka menjaga jarak dan melakukan isolasi diri setidaknya 14 hari dapat membantu menekan laju penyebaran virus. Lagipula, sistem kekebalan tubuh memerlukan waktu untuk membentuk vaksin,” papar dia.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Ahli Sebut Vaksinasi Anak Harus Sesuai Jadwal

Yosef menekankan, kepatuhan melaksanakan rekomendasi dan mengingatkan orang lain adalah bentuk tanggungjawab pada keberlangsungan rantai kehidupan manusia masa mendatang. Patuh pada rekomendasi juga berarti mengasihi sesama karena tidak ingin menularkan pada orang lain.

“Kita tidak ingin jumlah korban terus bertambah. Untuk itu, patuhi rekomendasi agar kita dapat ikut serta melihat Indonesia dan dunia dapat pulih kembali,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com