Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/04/2020, 13:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Reuters

 

Daeng menjelaskan, PDP yang meninggal kemudian oleh pihak rumah sakit dilaporkan juga sebagai kematian perawatan Covid-19.

Sebab status PDP saat berada di rumah sakit juga dirawat menggunakan prosedur Covid-19 dan saat meninggal dunia juga dimakakan dengan protokol pemakaman Covid-19.

"Angka PDP ini besar dan tidak bisa dihilangkan begitu saja," kata Daeng.

Pandu Riono, pakar epideiolog dari Universitas Indonesia, saat diwawancarai Reuters mengatakan bahwa kematian pasien PDP bisa jadi disebabkan oleh virus corona.

Menurut Pandu, hampir sebagian besar kematian pasien PDP disebabkan oleh virus corona baru SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.

"Saya percaya sebagian besar kematian PDP disebabkan oleh Covid-19," kata Pandu kepada Reuters.

Hal itu diyakini Pandu mengingat gejala yang dirasakan PDP merupakan gejala Covid-19 dan tidak ada penyebab kematian lain yang diidentifikasi.

Kepada Kompas.com, Selasa (28/4/2020), Pandu mengatakan bahwa PDP yang telah meninggal dunia tidak memerlukan tes Covid-19 lagi.

"Sebagian PDP sudah diperiksa, tapi hasil belum keluar. Keterbatasan layanan tes membuat prioritas saat ini adalah yang masih dalam perawatan," kata Pandu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com