Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Terburuk Sepanjang Sejarah, Flu Spanyol Infeksi Sepertiga Warga Dunia

Kompas.com - 13/03/2020, 17:02 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – World Health Organization (WHO) telah mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi global. Sebelum ini, sejarah mencatat beberapa pandemi global dan beberapa di antaranya sangat mematikan.

Flu Spanyol (Spanish flu) disebut sebagai pandemi terparah. Flu ini mewabah pada 1918, menyebar dengan sangat cepat dan mematikan.

Baca juga: Virus Corona Pandemi Global, Apa Bedanya dengan Epidemi dan Wabah?

Melansir Live Science, Jumat (13/3/2020), pandemi ini diperkirakan menginfeksi sepertiga populasi dunia dan menewaskan 50 juta orang, atau sekitar 10 persen dari jumlah penderita.

Hal itu membuat flu Spanyol didapuk sebagai pandemi terburuk sepanjang sejarah.

Merebak pada Perang Dunia I

Outbreak virus ini bermula pada 1918, pada momen mendekati akhir Perang Dunia I. Para ahli sejarah percaya bahwa perang tersebut adalah penyebab buruknya pandemi ini.

Para tentara hidup dalam kondisi yang sangat buruk dan jauh dari higienitas. Sistem kekebalan tubuh mereka melemah dan malnutrisi merajalela.

Masalahnya, usai terinfeksi, biasanya para tentara merasa lebih baik usai tiga hari. Namun justru itulah momen di mana virus menyebar dengan cepat.

Baca juga: Virus Corona Pandemi Global, Ini 6 Pandemik Terburuk Sepanjang Sejarah

Pada musim panas 1918, para tentara mulai pulang ke negara dan rumah masing-masing. Dalam tubuh mereka terdapat virus flu Spanyol yang sudah tidak dirasakan lagi gejalanya. Hal itulah yang membuat virus ini cepat menyebar.

Uniknya, mayoritas virus flu Spanyol menyerang orang berusia 20-30 tahun dengan kondisi tubuh yang sebelumnya fit.

Berawal dari China?

Meski dinamakan Spanish flu, virus influenza ini bukan berasal dari Spanyol. Pada 2014, sebuah teori baru mengenai asal mula virus flu Spanyol.

Seperti diberitakan dari National Geographic, virus influenza ini diperkirakan berasal dari China yang dibawa oleh para pekerja ke Kanada pada 1917 dan 1918.

Kebanyakan pekerja asal China tersebut merupakan petani dari wilayah terpencil di Negeri Tirai Bambu tersebut.

Baca juga: Virus Corona Pandemi Global, Ini Saran WHO untuk Mencegah Terinfeksi

Mark Humphries dalam bukunya “The Last Plague” terbitan University of Toronto (2013) menyebutkan bahwa para pekerja ini menghabiskan enam hari di dalam kontainer. Mereka terisolasi di dalam kontainer tersebut, melintasi banyak negara sebelum tiba di Perancis.

Di Perancis, para pekerja ini dipekerjakan untuk membetulkan rel kereta api dan jalan raya, serta reparasi benda-benda berat. Diperkirakan sekitar 90.000 pekerja China yang melakukan hal tersebut pada masa itu.

Humphries menyebutkan bahwa 3.000 orang dari setiap 25.000 pekerja China mengakhiri perjalanan mereka di lokasi karantina medis.

Baca juga: Pasien Corona di Indonesia Meninggal, Bagaimana Virus Ini Sebabkan Kematian?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com