Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Terburuk Sepanjang Sejarah, Flu Spanyol Infeksi Sepertiga Warga Dunia

Kompas.com - 13/03/2020, 17:02 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

Pada masa itu, karena tingginya rasisme terhadap warga Asia, penyakit mereka disebut sebagai “Chinese laziness” atau “kemalasan orang China” dan para dokter tidak menganggap penyakit tersebut sebagai sesuatu yang serius.

Saat para pekerja tiba di utara Perancis pada awal 1918, banyak dari mereka yang menderita dan sakit. Ratusan dari mereka pun meninggal dunia.

Mengapa disebut flu Spanyol?

Spanyol adalah salah satu negara pertama yang mengidentifikasi epidemi tersebut. Para ahli sejarah percaya bahwa ini merupakan hasil dari wartime censorship atau sensor perang.

Pada masa itu, Spanyol merupakan negara netral sepanjang perang berlangsung sehingga bisa dengan bebas mempublikasikan penyakit tersebut lewat media massa.

Sebagai hasilnya, orang awam mengidentikkan penyakit tersebut dengan Spanyol dan namanya menjadi Spanish flu.

Pada akhir musim semi 1918, kantor berita Spanyol bahkan mengirimkan pernyataan pada kantor Reuters di London bahwa “penyakit dan epidemi aneh telah muncul di Madrid”.

Gejala flu Spanyol

Gejala dari penyakit ini antara lain sakit kepala dan rasa letih, batuk kering, hilangnya nafsu makan, serta masalah pada pencernaan. Kemudian pada hari berikutnya, diikuti oleh keringat yang keluar secara berlebihan.

Gejala tersebut terakselerasi setiap harinya. Penderita akan mengalami kesulitan bernapas atau masalah lainnya pada pernapasan. Mayoritas penderita flu Spanyol meninggal dunia akibat pneumonia.

Baca juga: Virus Corona Bisa Hidup di Saluran Pernapasan 5 Minggu Pasca Penularan

Pada musim panas 1918, virus tersebut menyebar dengan cepat ke negara-negara di daratan utama Eropa. Wina, Budapest, Hungaria menjadi hotspot juga sebagian Jerman dan Perancis.

Pada 25 Juni 1918, epidemi tersebut telah mencapai Inggris. Epidemi kemudian berubah menjadi pandemi yang merebak ke seluruh dunia. Virus ini kemudian menyebar ke Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Pasifik Selatan.

Di India, angka kematiannya bahkan mencapai 50 kematian per 1.000 orang.

Flu Spanyol sampai saat ini masih menjadi pandemi terburuk dalam sejarah, yang menewaskan 1 hingga 3 persen populasi dunia. Pandemi flu Spanyol terus berlanjut sampai 1919, di mana jumlah penderitanya mulai berkurang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com