Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obati Kesedihan, Induk Babun Gendong Mayat Bayinya hingga 10 Hari

Kompas.com - 12/03/2020, 11:03 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ekspresi kehilangan tak hanya ditunjukkan oleh manusia saja. Beberapa hewan diketahui juga memiliki perilaku serupa dengan kita. Salah satu hewan yang juga menunjukkan tingkah laku itu adalah babun.

Babun atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Baboon adalah monyet Dunia Lama yang bergenus Papio yang banyak terdapat di Afrika dan Arab, dan merupakan bagian dari subfamili Cercopithecinae.

Tim peneliti mendokumentasikan perilaku babun Chacma di Namimbia, Afrika Selatan setelah kematian bayi mereka.

Dalam studi yang diterbitkan dalam Royal Society Open Science, tim mendokumentasikan kematian yang terjadi pada 12 bayi, termasuk satu keguguran dan dua kelahiran mati.

Baca juga: Kejadian Langka, Babun Tertangkap Kamera Culik Bayi Singa

Bukannya meninggalkan bayi yang sudah mati, induk babun justru terus menggendong bayi tersebut.

Dilansir pjys.org, Rabu (11/3/2020), induk babun membawa bayi yang sudah mati dalam jangka waktu bervariasi, antara satu jam hingga 10 hari.

Para induk yang berduka ini masih merawat dan membersihkan bayinya. Salah satu yang terlihat adalah sang induk membersihkan mulut bayinya.

Alecia Carter dari peneliti dari University College London, Inggris menyebut jika ada banyak hipotesis untuk menjelaskan respon primata terhadap bayi yang mati.

Salah satu hipotesis yang muncul terkait fenomena ini adalah ketidaktahuan induk babun bahwa anaknya sudah mati.

Namun induk primata tak mungkin tak menyadari jika anaknya telah mati.

Sebab dalam pengamatan, induk memperlakukan bayi itu dengan cara yang berbeda dengan bayi yang masih hidup. Seperti misalnya bayi yang mati sering digendong atau diseret.

Sehingga hipotesis terkuat dari perilaku membawa bayi yang sudah tak bernyawa itu adalah bentuk perpanjangan dari perilaku pengasuhan, serta manajemen kesedihan. Menggendong merupakan cara untuk menangani rasa kehilangan sang induk.

Perilaku membawa bayi yang telah mati selama 10 hari ini menurut Carter juga merupakan periode yang lama.

Hal ini mengingat jarak tempuh babun Chacma yang lebih jauh serta lingkungan gurun yang keras.

Selain itu babun jantan pun juga ikut 'melindungi' mayat, yang menurut Carter merupakan hal yang langka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com