Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Sebagian Orang Sebut Ketumbar Rasanya seperti Sabun?

KOMPAS.com - Ketumbar merupakan rempah-rempah yang umumnya digunakan dalam masakan untuk memberikan cita rasa khas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai hidangan.

Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa beberapa orang memiliki persepsi yang unik terkait dengan rasanya.

Bagi sebagian orang, rasa ketumbar dianggap mirip dengan rasa sabun.

Menurut News Medical, Senin (4/12/2023), sekitar 14–21 persen penduduk asal Asia Timur, Afrika, dan Kaukasia dilaporkan tidak menyukai ketumbar.

Di sisi lain, rasio mereka yang tidak menyukai ketumbar pada penduduk asal Asia Selatan, Hispanik, atau Timur Tengah lebih rendah berkisar antara 3–7 persen.

Meskipun terdengar aneh, fenomena ini sebenarnya memiliki dasar ilmiah yang menarik.

Mengapa demikian?

Dipengaruhi oleh masalah genetik 

Seperti dilansirBritannica, Senin (4/12/2023), bagi mereka yang tidak menyukai daun ketumbar karena merasakannya seperti sabun, masalah ini terkait dengan faktor genetik

Orang-orang ini memiliki variasi dalam kelompok gen reseptor penciuman yang membuat mereka sangat peka terhadap aldehida rasa sabun yang terdapat dalam daun ketumbar.

Para ilmuwan menunjukkan bahwa sebagian besar individu yang tidak menyukai daun ketumbar memiliki kelompok gen reseptor penciuman yang disebut OR6A2.

Gen ini memiliki kapasitas untuk mengenali bau bahan kimia aldehida yang terdapat dalam daun ketumbar dan sabun.

Melalui analisis polimorfisme nukleotida tunggal (SNP), penelitian menyimpulkan bahwa OR6A2 memiliki spesifisitas pengikatan tinggi terhadap beberapa aldehida yang memberikan aroma khas pada daun ketumbar. 

Kepunahan genetik ini umumnya terbatas pada sebagian kecil populasi, namun menariknya negara-negara di mana penggunaan ketumbar meluas seperti Amerika Tengah dan India, jumlah individu dengan varian gen ini lebih sedikit.

Fenomena ini dapat menjelaskan popularitas ketumbar di wilayah-wilayah tersebut.

Individu di Asia Timur memiliki tingkat kejadian tertinggi untuk variasi genetik ini dengan sekitar 20 persen populasi yang mungkin mengalami persepsi rasa ketumbar yang mirip dengan sabun.

Meskipun paparan berulang terhadap ketumbar dapat mengurangi ketidaknyamanan, banyak orang cenderung mengikuti kecenderungan genetik mereka dan menghindari rasa sabun tersebut sepenuhnya.

Mengandung senyawa yang sama dengan pembersih

Dilansir dari News Medical, Senin (4/12/2023), senyawa aroma dan rasa S-Linalool merupakan bahan kimia alami yang umumnya ditemukan dalam tanaman wangi juga menjadi salah satu komponen utama dalam minyak ketumbar.

Lebih dari 60 persen dari berbagai produk pembersih wangi dan kebersihan mengandung linalool dan senyawa ini juga digunakan oleh ahli hama dalam pembuatan insektisida.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika sebagian orang mengaitkan rasa sabun dengan ketumbar mengingat keterlibatannya dalam berbagai produk yang memiliki aroma khas.

Ketumbar juga mengandung beberapa aldehida yang sering ditemukan dalam sabun, detergen, lotion, serta keluarga serangga.

Aldehida ini terutama (E)-2-alkenal dan n-aldehida menjadi penyebab utama rasa sabun pada ketumbar.

Meskipun kombinasi bahan kimia ini mungkin tidak sesuai dengan pengalaman makanan yang umumnya dihadapi oleh otak, hal ini sejalan dengan pola yang melibatkan bahan pembersih, kotoran, atau bahkan serangga merayap.

Sinyal-sinyal ini kemungkinan memberi informasi kepada otak bahwa ketumbar memiliki rasa yang mirip dengan sabun menciptakan persepsi unik terhadap rasa rempah-rempah ini.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/12/12/093300923/kenapa-sebagian-orang-sebut-ketumbar-rasanya-seperti-sabun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke