Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fakta Menarik Kentut, Hasilkan 500 Mililiter Gas Per Hari (Bagian 1)

KOMPAS.com - Semua orang kentut dan itu merupakan hal yang normal.

Mengutip Medical News Today, proses terjadinya kentut bermula ketika tubuh memproduksi gas usus sebagai bagian dari proses pencernaan. Begitu gas berada di dalam tubuh maka itu perlu dikeluarkan.

Biasanya gas tersebut dikeluarkan melalui anus sebagai kentut atau keluar dari mulut sebagai sendawa.

Gas usus yang disebut gas endogen ini diproduksi di dalam tubuh ketika bakteri di usus besar memecah makanan.

Namun beberapa gas usus berasal dari udara yang ditelan orang saat makan, mengunyah permen karet, minum melalui sedotan, atau merokok.

Sebagai salah satu aktivitas rutin, rata-rata orang kentut antara 10-20 kali sehari. Namun selain itu, ternyata masih ada fakta menarik lain soal kentut. Lalu apa saja?

Menghasilkan sekitar 500-1500 mililiter gas per hari

Mengutip Vox, setelah diukur dalam studi terkontrol, kentut yang kita keluarkan menghasilkan sekitar 500-1500 mililiter gas per hari. Ini kemudian dikeluarkan dalam 10 hingga 20 kentut saban harinya.

Jumlah yang sangat besar ini disebabkan oleh bakteri yang hidup di usus besar dan memakan sebagian besar makanan yang Anda makan.

"Ada banyak karbohidrat yang kita konsumsi dan tubuh tidak memiliki enzim untuk mencernanya. Ini berakhir di usus besar, tempat mikroba mengunyahnya dan menggunakannya sebagai energi melalui proses fermentasi. Sebagai produk sampingan, mereka menghasilkan gas," terang Purna Kashyap, ahli gastroenterologi di Mayo Clinic.

Berbagai macam makanan mengandung karbohidrat kompleks yang tidak dapat dicerna sepenuhnya antara lain semua kacang-kacangan dan sebagian besar sayuran.

99 Persen gas yang dihasilkan tidak berbau

Hidrogen, karbon dioksida, dan metana membentuk 99 persen gas yang diproduksi di usus besar kita berdasarkan volume. Semua gas ini tidak berbau.

Namun bau busuk yang menyengat menurut penelitian sebagian besar disebabkan oleh sekitar 1 persen senyawa yang mengandung belerang seperti hidrogen sulfida.

Bakteri perlu mengonsumsi belerang untuk menghasilkan gas belerang, dan meskipun tidak semua makanan dengan karbohidrat kompleks mengandung belerang, banyak yang mengandung belerang.

Sebagian besar makanan tersebut adalah makanan yang mungkin Anda kaitkan dengan kentut, seperti kacang-kacangan, bawang bombay, kembang kol, kubis Brussel, brokoli, dan produk susu.

Kentut adalah hasil dari ekosistem yang sehat dan kompleks di usus

Masyarakat modern memandang kentut sebagai hal yang negatif. Hal ini sangat disayangkan karena itu merupakan produk sampingan dari ekosistem rumit bakteri yang hidup di usus.

“Ini adalah ekologi yang kompleks dengan berbagai organisme hidup berdampingan dan berkembang,” kata Kashyap.

“Ketika karbohidrat kompleks mencapai usus besar Anda, beberapa bakteri akan memecahnya terlebih dahulu, dan kemudian beberapa produk sampingannya akan memberi makan bakteri lain. Seluruh komunitas mendapat manfaat dari satu karbohidrat yang Anda konsumsi,” terangnya.

Bakteri yang menghasilkan gas juga memproduksi vitamin serta asam lemak yang membantu menjaga lapisan usus besar serta mendukung sistem kekebalan tubuh.

Alasan mengapa merasa tidak bau dengan kentut sendiri

Eksperimen telah mengonfirmasi bahwa bau kentut kita sendiri tidak terlalu menyengat dibandingkan bau kentut orang lain.

Alasannya, seiring berjalannya waktu kita menjadi terbiasa dengan semua bau. Itu sebabnya Anda mungkin mencium bau saat masuk ke rumah orang lain, tetapi jarang terjadi pada rumah Anda sendiri.

Sama halnya Anda menjadi terbiasa dengan campuran bau khas yang dihasilkan oleh bakteri di dalam tubuh Anda yang sedikit berbeda dari bau orang lain.

Akibatnya, kentut Anda sendiri tidak membuat kebauan meski kentut tersebut sama menyengatnya bagi orang lain.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/10/02/093100823/fakta-menarik-kentut-hasilkan-500-mililiter-gas-per-hari-bagian-1-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke