Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seperti Apa Virus Rabies yang Menyebabkan Penyakit Anjing Gila?

KOMPAS.com - Virus rabies adalah patogen yang menyebabkan penyakit anjing gila pada manusia, yang umumnya ditularkan oleh gigitan anjing.

Kasus rabies yang menginfeksi manusia sudah sangat sering terjadi. Menurut WHO, sebanyak 99 persen kasus, anjing peliharaan menjadi penyebab utama penularan virus rabies ke manusia.

Bahkan, infeksi virus rabies, hampir 100 persen fatal yang dapat berdampak parah hingga kematian.

Virus rabies dari hewan liar maupun hewan peliharaan yang terinfeksi, akan menularkannya dari air liur, baik melalui gigitan, cakaran maupun kontak langsung melalui mukosa, misal mata, mulut atau luka terbuka.

Lantas, seperti apa virus rabies itu?

Dilansir dari CDC, Sabtu (17/6/2023), virus rabies termasuk dalam ordo Mononegavirales, yakni virus dengan genom RNA untai negatif yang tidak tersegmentasi.

Virus rabies dalam kelompok ini merupakan virus dengan bentuk "peluru", yang diklasifikasikan dalam keluarga Rhabdoviridae, yang mencakup setidaknya tiga genus virus hewan, yaitu Lyssavirus, Ephemerovirus, dan Vesiculovirus.

Adapun genus Lyssvirus mencakup virus rabies, virus kelelawar Lagos, virus Mokola, virus Duvenhage, virus kelelawar Eropa 1 dan 2, serta virus kelelawar Australia.

Struktur virus rabies

Virus rabies dalam keluarga Rhabdovirus memiliki panjang sekitar 18 Nm dan lebar 75 Nm.

CDC mencatat bahwa semua rhabdovirus memiliki dua komponen struktural utama, yakni inti ribonukleoprotein heliks (RNP) dan selubung di sekelilingnya.

Sedangkan di dalam RNP, RNA genom virus rabie dibungkus rapat oleh nukleoprotein. Dua protein virus lainnya, yaitu phospoprotein dan protein besar (L-protein atau polimerase) terkait dengan RNP.

Virus rabies adalah jenis virus RNA, yang genomnya mengkode lima protein yang disebut sebagai nukleoprotein (N), fosfoprotein (P), protein matriks (M), glikoprotein (G), dan polimerase (L).

Cara virus rabies bereplikasi

Replikasi virus rabies terjadi dengan peleburan selubung virus ke membran sel inang yang disebut proses adsorpsi, untuk memulai proses infeksi.

Interaksi antara protein G dan reseptor permukaan sel yang spesifik kemungkinan terlibat dalam proses ini.

Setelah adsorpsi, maka virus rabies akan menembus sel inang dan masuk ke dalam sitoplasma dan seanjutnya virion akan berkumpul di dalam endosom besar.

Memban virus kemudian menyatu dengan membra endosom, yang menyebabkan pelepasan RNA virus ke dalam sitoplasma.

Mengingat Lyssavirus memiliki genom asam ribonukleat (RNA) untai tunggal negatif linear, maka messenger RNA (mRNA) harus ditranskripsi untuk memungkinkan virus rabies bereplikasi.

Proses sebelum masuk ke fase replikasi virus, sangatlah panjang. Namun, pada intinya, langkah pertama dalam replikasi virus rabies adalah sintesis salinan lengkap dari genom virus.

Selama proses perakitan, tiga protein yakni N-P-L akan merangkum RNA genom untai negatif untuk membentuk inti RNP, dan protein M membentuk kapsul, atau matriks, di sekitar RNP.

Virus-virus yang telah bereplikasi akan menuju ke beberapa tempat, yakni sistem sarat pusat hingga kelenjar ludah.

Sementara virus rabies yang berkembang di kelenjar ludah akan memaksimalkan peluang infeksi pada inang baru, yang ditularkan melalui perilaku menggigit.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/06/17/080000323/seperti-apa-virus-rabies-yang-menyebabkan-penyakit-anjing-gila-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke