Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Fakta tentang Badak Jawa yang Mungkin Belum Diketahui

KOMPAS.com - Saat berbicara mengenai hewan khas Indonesia, badak Jawa atau dikenal dengan badak bercula satu mungkin salah satu yang terlintas dalam pikiran Anda.

Selain istimewa karena merupakan fauna khas Indonesia, badak Jawa merupakan spesies yang terancam punah dan jumlah populasinya sedikit.

Bahkan, hewan dengan nama latin Rhinoceros sondaicus masuk dalam Daftar Merah Badan Konservasi Dunia (IUCN) dengan status setingkat di bawah kepunahan.

Saat ini, spesies yang masih tersisa menempati Semenanjung Ujung Kulon, Provinsi Banten.

Populasi badak Jawa menuju kepunahan?

Menurut laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada Agustus 2021 jumlah populasi badak Jawa tercatat 75 ekor di Taman Nasional Ujung Kulon.

Namun, dalam konferensi Pers yang digelar oleh Auriga Nusantara Selasa (11/04/2023), ada indikasi bahwa sebenarnya populasi badak Jawa menurun. Hal ini didasari oleh jumlah badak Jawa yang terdeteksi kamera lebih kecil dibandingkan yang dilaporkan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon atau Kementerian Lingkungan Hidup.

Dalam paparan yang disampaikan, jumlah badak Jawa yang terdeteksi kamera hanya sekitar 34 ekor saja.

Selain itu, dalam investigasi yang dilakukan oleh Auriga Nusantara, didapati bahwa pada 2020 hingga 2021 setidaknya ada 3 kematian badak Jawa yang tidak dipublikasikan oleh KLHK dan juga tidak muncul di media.

Cula badak Jawa banyak diburu

Kematian badak Jawa ini banyak dikaitkan dengan maraknya perburuan. Badak Jawa sendiri banyak diburu untuk diambil culanya. Konon, harga cula badak cukup tinggi sehingga hewan besar ini menjadi incaran pada pemburu.

Badak Jawa merupakan hewan bercula satu. Ukuran panjang rata-rata cula badak Jawa sekitar 20-25 cm.

Mengutip dari Yayasan Badak Indonesia, cula biasanya tumbuh pada badak Jawa jantan dan bisa mencapai panjang 30,5 cm. Sedangkan pada badak Jawa betina tidak tumbuh cula, jika tumbuh pun hanya sebesar kepalan tangan.

Menurut Animal Diversity, cula badak Jawa tidak menyatu dengan struktur tengkorak.

Meski banyak diburu, badak Jawa sebenarnya adalah hewan yang tak memiliki musuh. Hewan ini tidak mengganggu maupun diganggu hewan lain.

Hal ini karena perilaku hidup badak Jawa yang soliter.

Sebagian besar hidup badak Jawa dihabiskan untuk berkubang agar kulitnya tetap lembap. Salah satu kebiasaan badak Jawa saat berkubang adalah berguling-guling di lumpur dan menggosokkan culanya ke kubangan.

Bahkan, badak Jawa akan tidur sambil berkubang.

Badak Jawa mencapai kematangan seksual atau siap kawin di umur 5-7 tahun untuk betina, dan umur 10 tahun untuk jantan.

Interval kawin badak bercula satu ini sekitar 4-5 tahun sekali dengan masa kehamilan selama 16 bulan.

Masa hidup hewan berbobot hingga 2000 kg ini tidak diketahui. Tapi, diperkirakan badak Jawa bisa hidup hingga usia 30-40 tahun.

Perilaku makan badak bercula satu ekstrem

Seperti yang kita tahu, badak bercula satu merupakan herbivora atau pemakan tumbuhan. Tapi hewan ini tidak memakan rumput; melainkan bambu, ranting, dan berbagai buah-buahan.

Perilaku makan hewan yang hanya tersisa di Ujung Kulon ini terbilang ekstrem. Mereka membengkokkan tanaman yang lebih tinggi untuk mencapai makanan yang diinginkan.

Beberapa laporan menyebutkan bahwa mereka membengkokkan pohon dengan membebankan bobot tubuhnya pada tanaman untuk mengakses makanan yang diinginkan.

Karena perilakunya ini, hewan dengan tinggi 1,7 meter tersebut tidak memiliki musuh. Satu-satunya musuh badak Jawa adalah pemburu yang mengincar culanya.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/04/11/203500023/4-fakta-tentang-badak-jawa-yang-mungkin-belum-diketahui

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke