Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seberapa Panas Awan Vulkanik dari Letusan Gunung Vesuvius?

KOMPAS.com - Dahsyatnya letusan gunung berapi Vesuvius yang melenyapkan kota Romawi Pompeii masih terus diceritakan.

Apalagi sisa-sisa letusan yang mengubur orang Pompeii pun hingga kini masih bisa ditemukan dan menjadi bahan studi.

Kini, ada fakta baru yang terungkap mengenai letusan Gunung Vesuvius, yakni tentang seberapa panas awan vulkanik yang dikeluarkan gunung berapi ini.

Dikutip dari IFL Science, Senin (10/4/2023) letusan gunung berapi itu mengirimkan gelombang awan panas dengan suhu sangat tinggi.

Menurut studi baru tersebut, panas awan vulkanik yang dikeluarkan Gunung Vesuvius itu mencapai 550 derajat Celsius. Suhu tersebut cukup tinggi untuk mengubah otak manusia menjadi kaca, membawa kematian dan kehancuran seketika.

Hasil studi yang menunjukkan betapa panas awan vulkanik ini berdasarkan dari analisis kayu yang dikarbonisasi dari berbagai lokasi di Herculaneum, tempat yang lebih dekat ke Gunung Vesuvius daripada Pompeii.

Berdasarkan pembakaran sampel tertentu yang tidak lengkap, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kota Herculaneum awalnya hancur akibat aliran partikel gas panas yang sangat singkat yang dikenal sebagai arus densitas piroklastik encer (PDC).

Peneliti menjelaskan bahwa PDC pertama masuk ke Herculaneum dengan suhu melebihi 550 derajat Celsius.

Ini berdasarkan sampel yang dikumpulkan di Collegium Augustalium dan Decumanus Maximus (jalan utama).

"Peristiwa awal ini kemudian diikuti oleh rangkaian arus piroklastik yang akhirnya mengubur kota di bawah endapan vulkanik (Gunung Vesuvius) setebal 20 meter. Aliran selanjutnya ditandai dengan suhu yang lebih rendah," tulis peneliti.

Ledakan singkat dan panas ekstrem di awal itu sayangnya hanya menyisakan beberapa desimeter abu di tanah, sehingga mungkin menjelaskan mengapa peristiwa itu tidak pernah terdeteksi sampai sekarang.

Peneliti juga mengungkapkan banyak petunjuk dapat ditemukan dari peristiwa awal letusan Gunung Vesuvius ini di beberapa korban.

Misalnya, sementara banyak korban di Pompeii ditemukan membeku dalam sikap post-mortem khas yang dikenal sebagai sikap pugilistik (kondisi pada kasus terbakar), mayat di Herculaneum tidak demikian karena jaringan lunaknya telah dihancurkan oleh awan panas vulkanik yang menyengat.

Sementara itu, penemuan otak vitrifikasi yang terpelihara dengan baik di dalam tengkorak seseorang di Collegium Augustalium memberikan lebih banyak kejelasan.

Menurut peneliti, otak hanya dapat diubah menjadi kaca jika peristiwa pemanasan berlangsung singkat sehingga jaringan tidak sepenuhnya menguap. Sedangkan pengawetan serebelum menjadi kaca ini bergantung pada arus piroklastik berikutnya yang cukup dingin.

Setelah merekontruksi peristiwa yang terjadi setelah letusan, penulis studi mengatakan temuan mereka mungkin memiliki implikasi bagi penduduk modern Napoli seandainya Gunung Vesuvius meledak lagi.

Jika tercipta PDC cair lagi, maka peneliti percaya bahwa potensi untuk bertahan hidup sangat bergantung pada kemampuan tempat berlindung untuk mencegah infiltrasi gas berdebu yang panas.

"Ini memungkinkan orang-orang yang mungkin tidak memiliki kesempatan mengungsi lebih awal untuk bertahan hidup dan menunggu penyelamatan," tulis para peneliti lagi.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/04/10/160000923/seberapa-panas-awan-vulkanik-dari-letusan-gunung-vesuvius-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke