Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Gempa Besar di Indonesia

KOMPAS.com - Indonesia adalah salah satu negara yang sering diguncang gempa bumi. Berada di kawasan Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik, menjadi faktor utama gempa bumi sering melanda negara ini.

Cincin Api Pasifik mengelilingi hampir seluruh wilayah di Indonesia. Tak heran, apabila fenomena gempa bumi kerap kali melanda negara berpenduduk 273,8 juta jiwa ini.

Seperti diberitakan Kompas.com edisi 23 November 2021, Cincin Api Pasifik adalah jalur rangkaian gunung berapi aktif yang membentang di sepanjang Samudra Pasifik.

Hal ini lah yang menyebabkan wilayah yang dilalui jalur tersebut sering mengalami gempa bumi, dikutip dari National Geographic.

Mengapa gempa bumi sering terjadi di Indonesia?

Penyebab Indonesia sering gempa adalah banyaknya pergerakan lempeng tektonik. Sebagian besar lempeng tektonik di kawasan Cincin Api Pasifik ini saling tumpang tindih pada batas konvergen yang disebut dengan zona subduksi.

Sejarah gempa besar yang pernah melanda Indonesia

Sejarah gempa besar di Indonesia, tercatat pernah terjadi dan tak hanya merusak bangunan dan tempat tinggal masyarakat, tetapi kekuatan magnitudo yang mencapai lebih dari M 7,0 sering kali memicu tsunami.

Berikut ini sejarah gempa besar di Indonesia yang merusak, beberapa di antaranya menyebabkan ribuan orang tewas dan menyebabkan tsunami dahsyat.

  • Gempa Laut Banda M 8,5 (1938)

Gempa merusak berkekuatan M 8,5, seperti dilansir dari Live Science, pernah melanda wilayah laut Banda pada 1 Februari 1938. Gempa Laut Banda ini berpusat di dasar laut, sekitar 11 Km di barat laut Tual, Maluku.

Kendati kekuatan magnitudonya relatif besar, namun, gempa tersebut hanya menyebabkan kerusakan kecil. Guncangan gempa bumi ini pun dirasakan warga Banda dan Kai, serta kerusakan kecil di Tual.

  • Gempa Aceh M 9,3 (2004)

Gempa bumi ini mengguncang Aceh pada 26 Desember 2004, pukul 07.58.53 WIB, dan berkekuatan M 9,3. 

Gempa Aceh tak hanya menghancurkan bangunan, tetapi juga disusul dengan tsunami dahsyat setinggi 30 meter dengan kecepatan 100 meter per detik atau sekitar 360 Km per jam.

Tercatat dalam dalam sejarah gempa bumi terbesar di Indonesia, seperti diberitakan Kompas.com edisi 26 Desember 2021, gempa dan tsunami Aceh juga menjadi gempa terbesar kelima yang pernah tercatat dalam kegempaan dunia.

Gempa bumi tersebut tak hanya meluluhlantakkan Serambi Mekkah, tetapi juga sejumlah negara juga turut terdampak gempa, menewaskan lebih dari 200.000 orang.

  • Gempa Sumatera Utara M 8,6 (2005)

Setahun setelah gempa dan tsunami Aceh, gempa bumi kembali melanda wilayah Sumatera Utara pada 28 Maret 2005.

Wilayah Sumatera memang telah diketahui sebagai kawasan rawan gempa, karena salah satu penyebabnya adalah sebagian besar wilayah Indonesia yang berada di atas Cincin Api Pasifik yang juga aktif secara vulkanik, dikutip dari Live Science.

Gempa tersebut terjadi karena pertemuan Lempeng Australia dan Lempeng Sunda yang melepaskan sejumlah besar energi. Gempa bumi ini berkekuatan M 8,6, episenter gempa di 78 Km di barat Singkil, Aceh pada kedalaman 30 Km.

Lebih dari 1.300 orang tewas, dan ratusan orang luka-luka akibat gempa bumi tersebut

  • Gempa Jogja M 5,9 (2006)

Dua tahun setelah gempa bumi dan tsunami Aceh yang merenggut ratusan ribu orang, gempa di Yogyakarta menjadi bencana kedua setelah itu, yang merenggut nyawa 5.782 orang di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Pada 27 Mei 2006, Yogyakarta diguncang gempa bumi berkekuatan M 5,9 di lepas pantai Samudra Hindia. Gempa Jogja ini terjadi di pagi hari, pukul 05.53 WIB dan hanya berlangsung selama 57 detik.

Seperti diberitakan Kompas.com edisi 27 Mei 2021, episenter gempa Jogja 2006 terletak pada koordinat 8,03 LS dan 110,,54 BT, tepatnya pada perbukitan strukturan berjarak sekitar 15 Km di sebelah timur zona Graben, Bantul.

Penyebab gempa Jogja 27 Mei 2006 adalah tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, pada jarak sekitar 150-180 Km ke selatan dari garis pantai Pulau Jawa.

  • Gempa Bengkulu M 8,4 (2007)

Gempa bumi melanda wilayah Sumatera Selatan pada 12 April 2007, berkekuatan M 8,4 berpusat di lepas pantai berjarak 122 Km dari Bengkulu.

Salah satu gempa besar di Indonesia yang terjadi tiga tahun setelah gempa dan tsunami Aceh ini, disebabkan aktivitas sesar dorong pada batas antara lempeng Sunda dan Australia.

Sedikitnya 25 orang tewas dan lebih dari 161 orang mengalami luka-luka.

Menurut United State Survei Geology (USGS), dampak gempa bumi merusak lebih dari 20.000 bangunan di kota Bengkulu dan Sumatera Barat.

  • Gempa Cianjur M,5,6 (2022)

Gempa Cianjur, Jawa Barat yang terjadi pada Senin 21 November 2022 menambah deretan catatan gempa besar di Indonesia. Gempa bumi ini menyebabkan 268 korban jiwa dan merusak sekitar 22.000 bangunan.

Berkekuatan M 5,6, gempa bumi ini termasuk gempa dangkal, namun menyebabkan kerusakan fatal pada sejumlah bangunan.

Seperti diberitakan Kompas.com, edisi 22 November 2022, awalnya gempa bumi ini disebut BMKG disebabkan oleh aktivitas seismik Sesar Cimandiri.

Namun, berdasarkan analisis lebih lanjut, BMKG menemukan adanya sesar baru yang menjadi biang gempa Cianjur tersebut.

Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, wilayah Cianjur, Lembang, Purwakarta dan Bandung, secara tektonik merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks.

Sebelum gempa yang terjadi 2022 lalu, BMKG mencatat bahwa sejarah gempa Cianjur pertama kali tercatat terjadi pada tahun 1844.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/02/22/080200223/sejarah-gempa-besar-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke