Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu Pruritus, Kondisi Kulit yang Sering Dialami Lansia?

Sayangnya, kondisi kulit kering ini seringkali diabaikan, karena dianggap sebagai hal wajar, sehingga tidak perlu berkonsultsi dengan dokter.

Padahal, kulit kering bisa menjadi awal penyakit berbahaya atau menjadi tanda adanya penyakit tertentu.

Selain itu, kulit kering juga kerap membuat terktur kulit menjadi kasar, pecah-pecah, dan juga bisa berujung pruritus.

Apa itu pruritus?

Pruritus adalah istilah medis untuk rasa gatal yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk. Kulit gatal sering disebabkan oleh kulit kering.

Hal ini umum terjadi pada orang tua, karena kulitnya cenderung menjadi lebih kering seiring bertambahnya usia.

Dijelaskan dr Yustin Sumito, Sp.KK, Spesialis Kulit dan Kelamin Klinik Pramudia, salah satu faktor risiko pruritus adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Dengan semakin besarnya populasi lansia di Indonesia, tentu risiko pruritus pun semakin besar.

Selain usia, faktor risiko pruritus lainnya adalah jika seseorang memiliki alergi, memiliki kondisi penyakit kulit seperti eksim, psoriasis, dan diabetes, sedang hamil, atau pun mereka yang sedang menjalani dialisis.

Gejala Pruritus

Selain gatal, ada beberapa gejala pruritus yang mungkin muncul, yakni:

• Kemerahan
• Tanda gores
• Benjolan, bintik atau lecet
• Kulit kering dan pecah-pecah
• Bercak kasar atau bersisik

Gejala tambahan pruritus meliputi:

• Perubahan warna kulit yang lebih terang atau lebih gelap dari kulit di sekitarnya.
• Ruam terbentuk pada kulit yang bengkak (peradangan).
• Benjolan besar di area kulit yang terkena.
• Lepuh atau benjolan berisi cairan pada kulit.

Terkadang rasa gatal berlangsung lama dan bisa jadi intens. Saat menggaruk area yang gatal, biasanya justru akan terasa lebih gatal.

3 Proses Terjadinya Pruritus

Pada kasus lansia, disebutkan dr Yustin, ada 3 proses utama terkait penuaan yang berhubungan dengan terjadinya pruritus.

Pertama, hilangnya fungsi barrier (pelindung atau pembatas) kulit yang menyebabkan turunnya fungsi repair pada kulit.

Kedua, immunosenescence atau penurunan kerja sistem imun atau sistem perlindungan tubuh.

Ketiga, neuropati atau abnormalitas sistem saraf, di mana pruritus cenderung lebih sering mengalami kekambuhan.

Oleh sebab itu, diagnosis dan tatalaksana yang tepat sangat dibutuhkan untuk lansia yang mengalami pruritus, untuk menghindari terjadinya gangguan kualitas hidup.

Derajat keparahan gatal ada pada skala 1-10. Bila derajat keparahan di atas 6, gatal dirasakan hingga pasien terbangun dari tidur, maka sudah terjadi gangguan kualitas hidup secara bermakna, sehingga tatalaksana agresif dibutuhkan.

Deteksi dini pruritus akan dilakukan melalui anamnesis (menanyakan riwayat pasien), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang secara menyeluruh.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/11/04/110500923/apa-itu-pruritus-kondisi-kulit-yang-sering-dialami-lansia-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke