Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perubahan Iklim Perburuk Penyebaran Penyakit Menular pada Manusia

KOMPAS.com- Sebuah tinjauan baru menyebutkan bahwa perubahan iklim dapat memperburuk penyebaran penyakit menular pada manusia.

Kesimpulan itu didapat setelah peneliti dari University of Hawaii di Manoa dan University of Wiscinsin-Madison di Amerika Serikat menganalisis literatur 375 patogen manusia.

Mereka lantas menemukan bahwa 58 persen dari penyakit itu diperburuk oleh perubahan iklim. Apalagi jumlah penyakit tersebut diketahui perlu diwaspadai karena berpotensi sebagai wabah di masa depan.

Dengan jumlah tersebut akan ada terlalu banyak infeksi dan cara penularan yang mengancam masyarakat.

Seperti yang kita ketahui perubahan iklim yang dipicu oleh aktivitas manusia telah menyebabkan tingkat keparahan dan frekuensi bahaya iklim seperti gelombang panas, kebakaran hutan, dan banjir di banyak wilayah di seluruh dunia.

Namun tak hanya itu saja, kondisi perubahan iklim tersebut juga sering kali membawa berbagai organisme bersama bermacam penyakit yang melekat menuju kontak yang lebih dekat dengan manusia, dan sebagai imbasnya dapat membuat menulari manusia.

Dikutip dari Science Alert, Selasa (16/8/2022) dalam studi tentang penyebaran penyakit akibat perubahan iklim, peneliti menggunakan Google Scholar untuk menyisir ribuan artikel tentang perubahan iklim dan penyakit menular yang diketahui berdampak pada manusia.

Penyakit-penyakit menular yang terkait dampak perubahan iklim ini misalnya saja Zika, malaria, demam berdarah, influenza, dan Ebola.

Tim menemukan 3.213 contoh empiris dalam sejarah manusia di mana bahaya iklim terlibat dalam wabah penyakit menular.

Semua kasus ini terkait dengan 286 patogen unik, dan 277 patogen di antaranya diperparah oleh setidaknya satu dampak bahaya dari perubahan iklim.

Selain itu peneliti juga mengidentifikasi 1006 cara di mana bahaya iklim dapat mengakibatkan wabah penyakit.

Badai dan banjir misalnya, dapat menyebabkan perpindahan yang membawa manusia ke dalam kontak erat dengan patogen seperti kolera.

Kebakaran dan kekeringan juga dapat mendorong hewan liar yang mencari perlindungan menuju ke pemukimana dan membawa serta penyakit mereka.

Pemanasan suhu dan curah hujan dapat memperluas jangkauan patogen, memperluas risiko penyakit yang ditularkan melalui serangga seperti penyakit Lyme, demam berdarah atau malaria.

Proses serupa juga terjadi di laut. Di lautan yang memanas, misalnya, ganggang dan penyakit berbahaya jauh lebih umum ditemukan.

Ditambah lagi, saat lapisan es mencair, patogen purba yang diawetkan di Arktik yang dingin dapat menemukan jalan mereka ke inang baru.

Beberapa patogen menurut peneliti bakal lebih mudah menyebar karena perubahan iklim. Di dunia yang memanas, siklus hidup penyakit menular dapat menjadi lebih cepat, memungkinkan reproduksi mereka menjadi singkat.

Tak jelas bagaimana tubuh manusia akan mampu mengatasinya jika wabah penyakit menular menjadi semakin umum di masa depan.

Saat sistem kekebalan tubuh kita jatuh, penyakit yang mengintai semakin kuat dan kita tak punya waktu untuk melawan mereka semua.

Jalan terbaik menurut peneliti adalah memerangi perubahan iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan.

Studi hubungan perubahan iklim dapat meningkatkan penyebaran penyakit menular ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/08/17/090200923/perubahan-iklim-perburuk-penyebaran-penyakit-menular-pada-manusia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke