Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Cedera Paling Sering dalam Olahraga Bulu Tangkis, Termasuk Cedera Bahu

Jenis olahraga ini termasuk kategori high impact, dengan gerakan dinamis yang merupakan kombinasi antara reli-reli pendek dan reli-reli panjang. Sehingga, pemain bulu tangkis membutuhkan kebugaran aerobik atau kebugaran kardiorespirasi agar bisa bermain dalam periode lama.

Pemain bulu tangkis juga memerlukan kecepatan, tenaga, serta kelincahan yang cukup baik seperti gerakan melompat saat jumping smash, gerakan lunges saat melakukan gerakan netting, gerakan drop shot, gerakan cepat dan mengubah arah saat defence, serta gerakan lainnya.

Cedera paling sering dalam olahraga bulu tangkis

Pemain bulu tangkis membutuhkan stamina yang kuat, kelincahan, kecepatan, ketepatan, kekuatan otot, serta koordinasi motorik sendi dan otot yang baik.

Olahraga ini dipenuhi gerakan kompleks sesuai dengan tempo permainannya. Jika tidak berhati-hati, cedera otot, sendi, ligamen, hingga tendon rentan terjadi ketika bermain bulu tangkis.

Melansir informasi Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Sport Medicine, Injury, Recovery Center (SMIRC) RS Pondok Indah dr. Antonius Andi Kurniawan, Sp.KO, beberapa jenis cedera yang dapat terjadi ketika bermain bulu tangkis sebagai berikut:

1. Cedera bahu

Penyebab cedera bahu adalah gerakan overhead atau mengayun yang cepat dan berulang. Tipe cedera bahu pada pemain bulu tangkis adalah overuse injury, disebabkan karena gerakan sendi bahu yang berulang.

Kondisi ini akan menyebabkan otot-otot bahu kelelahan dan mengakibatkan stabilitas sendi bahu menurun.

Tendonitis rotator cuff atau tendinopathy menjadi kondisi cedera bahu tersering pada pemain bulu tangkis.

2. Cedera ankle

Cedera ankle atau sering disebut ankle sprain (pergelangan kaki terkilir) sering terjadi pada pemain bulu tangkis, akibat gerakan-gerakan berubah arah dalam waktu yang cepat, serta gerakan melompat dan mendarat saat melakukan jumping smash.

Faktor risiko cedera pergelangan kaki bisa berasal dari internal dan eksternal. Faktor internal misalnya kelelahan saat bermain sehingga membuat keseimbangan menjadi terganggu dan pergelangan kaki kemudian terkilir.

Sedangkan faktor eksternal biasanya disebabkan karena kondisi lapangan yang licin atau karena penggunaan sepatu yang tidak tepat, sehingga membuat cedera pada ankle.


3. Cedera lutut

Cedera ini sering disebabkan karena gerakan berputar dari lutut saat bermain bulu tangkis.

Jenis cedera lutut yang paling sering terjadi pada olahraga bulu tangkis adalah cedera jumper’s knee atau patella tendinitis yang diakibatkan gerakan melompat dan mendarat berulang dan gerakan lunges berulang.

Gerakan melompat dan mendarat, serta gerakan lunges memberikan beban yang cukup besar pada tendon sendi lutut, sehingga menyebabkan cedera lutut.

Selain cedera pada tendon lutut, cedera ligamen lutut dan bantalan lutut juga sering dilaporkan di beberapa jurnal ilmiah, yaitu cedera ACL dan meniskus.

4. Cedera punggung

Cedera lower back pain atau cedera punggung bawah juga sering terjadi pada pemain bulu tangkis, hal ini dapat terjadi akibat beberapa gerakan menerjang dan merunduk pada saat bermain bulu tangkis.

Kelemahan otot punggung merupakan salah satu faktor risiko dari cedera lower back pain pada permainan bulu tangkis.

5. Cedera siku

Cedera pada siku dapat terjadi, karena beban pada otot yang berlebihan dan terus-menerus selama memegang raket, sehingga menimbulkan peradangan pada otot siku.

6. Cedera kram otot

Olahraga tanpa melakukan pemanasan dan peregangan otot dapat mengakibatkan terjadinya kram otot.

Kram otot bisa terjadi di bagian tubuh mana pun, tapi kram yang paling sering biasanya muncul di kaki.

Saat kram terjadi, otot akan mengalami kontraksi dan bagian tubuh yang mengalami kram akan sulit digerakkan selama beberapa detik atau bahkan beberapa menit.


Pencegahan cedera

Cedera ketika bermain bulu tangkis dapat dicegah dengan beberapa cara yang mudah seperti:

1. Melakukan pemanasan dan pendinginan yang tepat

2. Mempersiapkan tubuh berolahraga dan beradaptasi dengan intensitas permainan adalah cara terbaik untuk mencegah cedera

3.  Latihan kekuatan otot dan latihan fleksibilitas. Berdasarkan karakteristik gerakan olahraga bulu tangkis yang merupakan olahraga high impact, penting sekali seorang pemain bulu tangkis mempunyai kekuatan otot dan fleksibilitas yang baik untuk mencegah terjadinya cedera.

4. Pemilihan sepatu yang tepat. Sepatu bulu tangkis secara khusus dibuat untuk meredam guncangan sehingga dapat mencegah cedera pada tempurung lutut dan tulang kering.

Sepatu yang dipilih juga sebaiknya cukup ringan dengan cushion yang baik untuk dapat melindungi ankle, dan juga memiliki sol anti selip untuk mencegah jatuh karena terpeleset.

5. Pemilihan raket yang tepat.

• Berat raket. Sesuaikan raket dengan kemampuan dan fisik tubuh. Raket dengan berat ringan dapat mengurangi risiko cedera bahu.

• Ukuran grip raket. Grip yang terlalu kecil menyebabkan pemain harus menggenggam lebih keras dan meningkatkan strain pada otot sekitar pergelangan tangan. Sedangkan grip yang terlalu besar juga membuat pemain tidak leluasa menggerakkan raket.

• Tension dari senar dan jenis senar

• Intensitas permainan, sesuaikan dengan kondisi kesehatan dan usia

Selain itu, melakukan rehabilitasi cedera olahraga sampai tuntas untuk meminimalisir cedera berulang menjadi cara pencegahan sekunder yang sangat baik.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/30/090300923/6-cedera-paling-sering-dalam-olahraga-bulu-tangkis-termasuk-cedera-bahu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke