Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan di Balik 3 Vaksin Tambahan dalam Program Imunisasi Nasional

Sebab, angka kematian ibu dan anak masih tinggi nilainya di Indonesia.

Ketiga vaksin tambahan tersebut yaitu Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), Rotavirus, dan Human Papilloma Virus (HPV).

Kematian ibu di Indonesia banyak diakibatkan oleh kanker, yaitu kanker serviks dan kanker payudara. Sedangkan kematian anak paling banyak diakibatkan oleh infeksi, dengan paling tinggi disebabkan diare dan pneumonia.

Adapun sebelumnya, telah ada 11 jenis vaksin yang masuk program imunisasi rutin lengkap.

“Kita cek ada vaksinnya untuk ibu itu vaksin kanker serviks, (vaksin) yang untuk kanker payudara belum ada. Selanjutnya untuk mencegah pneumonia pada anak dengan menggunakan vaksin PCV dan diare ada vaksin rotavirus,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan tertulis seperti dikutip Kompas.com pada Selasa (26/4/2022).

Apa manfaat ketiga vaksin tambahan dalam program imunisasi ini?

Imunisasi rutin merupakan program pemerintah yang berarti masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkan vaksin ini.

Secara spesifik, vaksin PCV bertujuan mencegah penyakit radang paru, radang selaput otak, radang telinga yang disebabkan bakteri pneumokokus.

Vaksin Rotavirus mencegah diare berat dan komplikasinya yang disebabkan virus Rota, sedangkan vaksin HPV mencegah kanker leher rahim atau kanker serviks pada wanita.

Ditegaskan, ketiga vaksin ini akan menjadi bagian dari imunisasi rutin lengkap yang dilakukan bertahap.

Vaksin PCV mulai diberikan secara nasional tahun ini. Vaksin HPV diberikan di 131 kabupaten/kota di 8 provinsi yang terdiri dari 4 provinsi di pulau Jawa dan 4 provinsi di luar pulau Jawa (Provinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Bali).

Rencananya, pemberian vaksin kanker serviks, vaksin tambahan untuk program imunisasi nasional ini, dapat dilaksanakan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota pada tahun 2023.

Sementara itu, imunisasi dengan vaksin Rotavirus akan dimulai pada tahun 2022 di 21 kabupaten/kota yang mewakili tiap pulau, dan akan diberikan secara nasional di tahun 2024.

Imunisasi rutin di Indonesia

Dengan penambahan jumlah imunisasi rutin wajib di Indonesia, maka banyaknya menjadi 14 vaksin sebagai berikut:

1. Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-11 bulan

  • 1 bulan: BCG Polio 1, mencegah penularan tuberculosis dan polio
  • 2 bulan : DPT-HB-Hib 1 Polio 2, mencegah polio, difteri, batuk rejan, retanus, hepatitis B, meningitis, & pneumonia
  • 3 Bulan : DPT-HB-Hib 2 Polio 3
  • 4 Bulan : DPT-HB-Hib 3 Polio 4
  • 9 Bulan : Campak, mencegah campak

Untuk sasaran penerima vaksin PCV yaitu bayi usia 2 bulan untuk dosis pertama, dilengkapi dengan dosis kedua pada usia 3 bulan, dan dosis ketiga lanjutan pada usia 12 bulan.

Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin Rotavirus bermerek Rotateq diberikan sebanyak 3 dosis, dengan pemberian pertama pada usia 6-14 minggu dan pemberian ke-2 setelah 4-8 minggu kemudian, dan dosisi ke-3 maksimal pada usia 8 bulan.

Vaksin Rotavirus Rotarix diberikan 2 dosis, terdiri dari dosis pertama diberikan pada usia 10 minggu dan dosis kedua pada usia 14 minggu (maksimal pada usia 6 bulan).

2. Imunisasi lanjutan bayi usia 18-24 bulan

  • Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dosis, berfungsi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis
  • Imunisasi campak rubella 1 dosis

3. Imunisasi lanjutan anak sekolah dasar pada program tahunan Bulan Imunisasi Nasional

  • Imunisasi campak rubella dan DT pada anak kelas 1
  • Imunisasi tethanus diphteria td pada anak kelas 2 dan kelas 5
  • Imunisasi HPV pada anak kelas 5 dan 6

Adapun 3 vaksin tambahan dalam program imunisasi nasional ini adalah vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), vaksin Rotavirus, dan vaksin Human Papilloma Virus (HPV).

https://www.kompas.com/sains/read/2022/04/26/130200523/alasan-di-balik-3-vaksin-tambahan-dalam-program-imunisasi-nasional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke