Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dibangun Peradaban Tak Dikenal, Ini Observatorium Matahari Tertua di Amerika

KOMPAS.com  -Jauh sebelum suku Inca di Peru mulai menghormati dewa Matahari, sebuah peradaban yang kurang dikenal sudah lebih dulu memuliakan Matahari.

Peradaban tak dikenal itu bahkan sudah membangun observatorium astronomi yang menjadi tempat pengamatan paling awal yang diketahui di Amerika.

Observatorium tersebut dikenal sebagai Chankillo dan dianggap sebagai karya agung manusia karena memiliki fitur unik yang tak ditemukan di tempat lain.

Mengutip Science Alert, Selasa (29/3/2022) observatorium kuno yang diperkirakan berusia 2300 tahun ini ditemukan di gurun pesisir Peru. Bangunan terdiri dari deretan 13 menara batu yang membentang dari utara ke selatan di sebuah bukit.

Namun setelah selesai dibuat, observatorium yang dikenal juga sebagai Menara Tiga Belas ini ditinggalkan pada abad pertama. Situs ini pun kemudian menjadi misteri selama berabad-abad.

Penggalian resmi yang dimulai pada pergantian abad ke-21 kemudian membuat para arkeolog menyadari apa yang mereka lihat.

Pemandangan gurun yang tandus di siang bolong dengan struktur batu di puncak bukti, mungkin tak akan membuat arkeolog sadar mengenai observatorium itu.

Tetapi lain cerita jika reruntuhan kuno itu dilihat saat fajar atau senja, bangunan memperlihatkan fungsinya.

Chankillo ditempatkan dengan sangat hati-hati sehingga ketika seorang berdiri di titik pengamatan tertentu di bawah punggung bukit, mereka dapat memprediksi waktu setahun hanya berdasarkan matahari terbit atau terbenam.

Lebih lanjut, peradaban kuno yang merancang observatorium matahari ini hampir tak diketahui. Tetapi itu akan menjadi salah satu budaya tertua di Amerika,

karena mendahului peradaban Inca yang unggul dalam hal astronomi sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu.

Meski begitu, berhubung reruntuhan Chankillo ditemukan di gurun pesisir antara Sungai Casma Peru dan sungai Sechin, peradaban kuno yang membangun observatorium sekarang dikenal dengan sebutan peradaban Casma-Sechin.

Mirip dengan suku Inca, peradaban ini menganggap Matahari sebagai semacam dewa. Tangga menuju setiap menara menunjukkan bahwa situs pernah digunakan untuk ritual.

Menurut penggalian arkeologi, observatorium kemungkinan dibangun antara 500 dan 200 SM. Kemudian untuk beberapa alasan, situs ditinggalkan dan menara-menara itu rusak.

Di masa kejayaanya, para arkeolog menyebut struktur dicat dengan warna putih, oker, dan dihiasi dengan grafiti atau sidik jari.

Upaya konservasi kini sedang dilakukan untuk memperbaiki situs serta mengembalikan keakuratan penanggalan kuno.

Pada tahun 2021, Chankillo secara resmi masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO karena menunjukkan evolusi sejarah panjang praktik astronomi masyarakat kuno.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/30/120500023/dibangun-peradaban-tak-dikenal-ini-observatorium-matahari-tertua-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke