Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenali Gejala Covid-19 dan Risiko Long Covid pada Anak

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sejak varian Omicron mendominasi, sebanyak 3 persen dari korban meninggal dunia akibat infeksi corona merupakan anak berusia 1-5 tahun (balita).

Dalam diskusi Covid-19 pada anak yang diselenggarakan Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Group, Dokter Spesiali Anak Konsultan Penyakit Infeksi dan Pediatri Tropis RS Pondok Indah Prof Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A (K), M.Trop.Paed menjabarkan, kasus konfirmasi Covid-19 pada anak Indonesia meningkat sebesar 1.000 persen.

Perkembangan kasus konfirmasi Covid-19 anak Indonesia yang dilaporkan pada 24 Januari 2022 sebanyak 676 kasus.

Pada 31 Januari 2022, dilaporkan adanya 2.775 kasus infeksi dan pada 7 Februari 2022 terdapat 7.190 kasus infeksi Covid-19 pada anak balita.

Gejala Covid-19 pada anak

Dijelaskan Hindra, terdapat beberapa gejala infeksi corona pada anak, seperti demam, batuk, dan kehilangan daya penciuman atau pengecapan.

“Saat memunculkan gejala, segera lakukan isolasi,” ujar Hindra yang merupakan Ketua Pengurus Pusat Perkumpulan Pengendalian Infeksi Indonesia (PERDALIN), Kamis (10/3/2022).

Hindra menambahkan, terdapat beberapa gejala lain dari infeksi Covid-19 pada anak, seperti batuk yang berkepanjangan dengan durasi lebih dari satu jam atau batuk secara terus-menerus selama 24 jam.

“Kehilangan atau perubahan indra penciuman atau pengecapan mengartikan anak-anak tidak dapat merasakan atau mengecap secara normal,” jelasnya.

Ia memaparkan, terdapat sejumlah gejala varian Omicron pada anak yang paling sering dilaporkan, meliputi:


Long covid pada anak

Sementara itu, long covid pada anak dengan riwayat infeksi SARS-CoV-2, dikatakan Hindra, ditandai dengan adanya minimal satu gejala yang menetap selama kurang lebih 12 minggu setelah swab pertama dan tidak ditemukan diagnosis lainnya.

“Gejala berdampak pada kegiatan sehari-hari dan melanjut atau terjadi setelah Covid-19, serta dapat hilang timbul dan berulang,” tuturnya.

Untuk itu, orangtua disarankan agar melakukan pengecekan atau kontrol tiap bulan selama tiga bulan, setelah anak terinfeksi Covid-19.

Hal ini dimaksudkan untuk melihat dan memantau kondisi kesehatan anak pasca pulih dari paparan virus corona, agar apabila ditemui gejala long covid dapat segera mendapatkan penanganan yang baik.

Namun, apabila ternyata gejala masih muncul dan mengganggu aktivitas anak, orangtua dapat segera membawa anak ke dokter atau fasilitas kesehatan, tidak perlu menunggu satu bulan.

Infeksi berulang

Menurut Hindra, reinfeksi atau infeksi Covid-19 ulang menjadi fenomena yang jarang terjadi. Dalam kasus reinfeksi, lebih banyak yang bergejala ringan.

“Diduga adanya sebagian perlindungan akibat sakit sebelumnya,” jelas dia.

Reinfeksi dengan kondisi menjadi berat terjadi pada 33,5 persen masyarakat, dengan angka kematian rendah. Selain itu, terdapat 20 persen yang terdeteksi terkena varian berbeda.

Untuk itu, perlu dilakukan pemantauan pada masyarakat yang telah sembuh dari Covid-19 atau menjadi orang tanpa gejala (OTG).

Hindra menyampaikan, terdapat beberapa tips untuk menghindari infeksi corona, seperti tetap menaati protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi Covid-19.

Selain itu, imunitas tubuh dapat dijaga dan ditingkatkan dengan mengonsumsi makanan sehat berprotein tinggi, memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, berjemur, berolahraga, dan istirahat yang cukup.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/10/203000723/kenali-gejala-covid-19-dan-risiko-long-covid-pada-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke