Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Jantung Kita Berdetak Lebih Cepat Saat Takut? Sains Jelaskan

KOMPAS.com - Saat kita terkejut atau merasa ketakutan, detak jantung akan berdetak lebih cepat dari biasanya. Kondisi ini kerap terjadi ketika sedang menonton film horor, saat menaiki wahana yang menyeramkan di tempat wisata seperti roller coaster, atau saat menghadapi hal yang menantang.

Lantas, kenapa ya jantung kita berdetak lebih cepat atau deg-degan saat ketakutan? Untuk menjawabnya, misteri tubuh manusia kali ini membahas penyebabnya. 

Dilansir dari Health Digest, (30/4/2021) ketakutan merupakan emosi alami yang muncul dari sistem saraf dan memicu naluri untuk bertahan dan menjaga diri kita agar tetap aman dari bahaya.

Stimulus yang muncul karena menonton film horor, akan memicu otak untuk menghasilkan adrenalin yang disebut respons fight-or-flight. Kemudian, sistem saraf otonom secara tidak disengaja merespons dan membuat tubuh menjadi lebih waspada.

Untuk diketahui, respons fight-or-flight adalah ketika kita merasa ada bahaya tubuh akan memberikan respons berupa melawan (fight) atau lari (flight).

Dijelaskan peneliti psikologi di Universitas Georgetown Abigail Marsh, stimulus yang berupa sentuhan, visual, suara yang menakutkan akan mencapai talamus di pusat otak dan memasuki amigdala di dasar otak.

Dari sini neurotransmitter yang disebut glutamat membawa sinyal lebih dalam ke otak dan menyebabkan kita terdiam atau melompat tanpa sadar, sebagai respons fight-or-flight.

Meningkatnya hormon juga menyebabkan jantung memompa darah lebih kuat ke otot. Itulah alasan mengapa Anda mungkin merasa sedikit goyah ketika takut.

Kondisi ini membuat denyut jantung dan kadar glukosa darah meningkat, sehingga kita merasa deg-degan. Menurut American Heart Association, saat takut aliran darah mengalir ke otot dan paru-paru menyebaban pupil melebar, pencernaan melambat, hingga produksi keringat berlebih.

Meskipun rasa takut menyebabkan respons langsung di banyak sistem organ, tubuh mampu untuk menenangkan dirinya jika ancaman itu dianggap tidak berbahaya.


Adalah sistem saraf parasimpatis (PSNS) yang berperan dalam menurunkan kecepatan detak jantung saat kita merasa takut atau cemas. PSNS juga berfungsi untuk menahan aliran adrenalin dalam tubuh.

Tanpa PSNS, adrenalin akan terus mengalir dan dalam kondisi tertentu justru akan berbahaya khususnya bagi jantung.

"Emosi dan efek dari roller coaster tidak masalah untuk orang-orang berusia muda, yang memiliki jantung sehat," ungkap ahli jantung sekaligus profesor kedokteran di University of Pittsburgh Medical Center, Dr Mark Estes.

Bahkan, Estes meyakini bahwa adrenalin terkadang dapat memicu peningkatan fungsi kognitif manusia.

Akan tetapi, lonjakan adrenalin yang berlebihan bisa terjadi pada saat-saat yang mengancam jiwa.

Apabila ini terjadi pada orang dengan kondisi jantung yang lemah, maka lebih berisiko mengalami peningkatan denyut jantung dan tekanan darah secara signifikan.

Dalam situasi yang benar-benar berbahaya, aliran adrenalin akan mengalir ke sel-sel otot jantung, membuat otot menjadi kaku dan tidak bisa rileks.

Hal yang fatal dari situasi ini adalah sistem jaringan otot dan saraf tertentu, yang mengatur ritme jantung dapat menjadi tidak normal hingga bisa menyebabkan kematian.

Aritmia dan fibrilasi ventrikel membuat bilik jantung bagian bawah bergetar dan mengganggu fungsinya untuk memompa darah, yang kemungkinan besar menjadi penyebab kematian mendadak karena ketakutan pada orang dengan penyakit jantung.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/18/170500423/kenapa-jantung-kita-berdetak-lebih-cepat-saat-takut-sains-jelaskan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke