Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Paus Bertanduk Narwhal Akhirnya Punya Musuh Baru Setelah Ribuan Tahun

KOMPAS.com - Selama ribuan tahun, hamparan luas Samudra Arktik tak tersentuh oleh manusia. Selama itu pula, paus bertanduk atau Narwhal serta mamalia laut lainnya hidup tanpa gangguan.

Akan tetapi kini semua berubah, perubahan iklim menyebabkan es laut mencair yang menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas manusia di Kutub Utara.

Hal tersebut menghasilkan lebih banyak kebisingan secara signifikan dari berbagai sumber termasuk survei seismik, ledakan tambang, proyek pelabuhan, dan kapal pesiar.

Dan bagi Narwhal kebisingan dapat menganggu dan memicu stres. Hal tersebut terungkap dari hasil ekperimen unik yang dilakukan dengan paus ikonik itu.

Mengutip Phys, Senin (20/12/2021) Narwhal, paus bertanduk ini terkenal sulit dipelajari, karena mereka hanya hidup di lautan Arktik bagian atas yang sulit dijangkau dan sering tertutup es.

Namun, tim peneliti berhasil menandai kawanan Narwhal di sistem fjord Scoresby Sound di Greenland Timur menggunakan berbagai peralatan pengukuran.

Mereka kemudian menempatkan kapal di fjord yang membuat paus-paus bertanduk Narwhal tersebut terpapar kebisingan, baik dari mesin kapal maupun dari senapan angin seismik yang digunakan untuk eksplorasi minyak.

"Reaksi Narwhal menunjukkan bahwa mereka ketakutan dan stres. Mereka berhenti mengeluarkan bunyi klik yang mereka butuhkan untuk mencari makan, berhenti menyelam dalam-dalam dan berenang dekat pantai. Perilaku ini biasanya mereka tunjukkan saat merasa terancam oleh paus pembunuh," ungkap ahli biologi kelautan Outi Tervo dari Greenland Institute of Natural Resources, yang merupakan salah satu peneliti di balik penelitian paus bertanduk.

Perilaku ini menurut Tervo, berarti mereka tidak memiliki kesempatan untuk menemukan makanan selama kebisingan terus berlanjut.

Peneliti juga melihat bahwa paus bertanduk Narwhal membuat jumlah pukulan yang tak biasa dengan ekornya ketika melarikan diri dari kapal.

Hal ini dapat menimbulkan bahaya bagi mereka karena sangat menguras cadangan energi.

Jumlah energi cadangan penting bagi paus bertanduk, sebab Narwhal membutuhkan banyak oksigen untuk menyelam beberapa ratus meter di bawah permukaan laut untuk mencari makan dan kembali ke permukaan untuk bernapas.

Paus bertanduk Narwhal andalkan suara

Narwhal menghabiskan banyak waktu mereka dalam kegelapan. Ini karena Arktik gelap selama setengah tahun dan sebagian karena mereka berburu di kedalaman hingga 1800 meter, di mana tidak ada cahaya.

Jadi, segala sesuatu dalam kehidupan Narwhal didasarkan pada suara. Seperti kelelawar, mereka menyesuaikan diri dengan ekolokasi, termasuk mengeluarkan suara klik saat paus-paus ini berburu.

"Data kami menunjukkan bahwa Narwhal bereaksi terhadap kebisingan yang berjarak 20-30 kilometer dari sumber kebisingan dan benar-benar menghentikan suara klik mereka. Cukup mengejutkan bahwa kami dapat mengukur sesuatu yang sangat jauh dapat memengaruhi perilaku Narwhal," ungkap Susanne Ditlevsen dari Departemen Ilmu Matematika Universitas Kopenhagen.

Ditlevsen menambahkan bahkan ketika suara kapal lebih rendah dari suar latar di lautan dan ia tak bisa lagi mendengarnya dengan peralatan canggih, paus bisa mendengar dan membedakannya dari suara lain.

Jadi sampai taraf tertentu perilaku mereka sangat terpengaruh dan menunjukkan betapa Narwhal sangat sensitif.

"Jika mereka terpapar kebisingan untuk jangka waktu lama keberhasilan perburuan paus saat mencari makan dapat terpengaruh dan kami khawatir dapat memiliki konsekuensi fisiologis dan menganggu kesehatan mereka," tambah Tervo.

Peneliti pun berharap pihak berwenang dan pembuat keputusan akan memastikan pengelolaan yang lebih baik di habitat Narwhal.

"Sebagian besar, Narwhal hidup di sekitar Greenland, Kanada, dan Svalbard di Norwegia. Dengan demikian, negara-negara ini memiliki tanggung jawab utama untuk merawat mereka. Karena narwhal sangat beradaptasi dengan baik di lingkungan Arktik, mereka tidak bisa memilih untuk pergi ke Karibia sebagai tempat habitat barunya," kata Ditlevsen.

Perubahan terjadi begitu cepat di Kutub Utara, sehingga peneliti khawatir Narwhal tidak akan dapat beradaptasi kecuali ada upaya lebih untuk melindungi mereka.

Seperti misalnya membuat aturan tentang, misalnya, seberapa cepat Anda dapat berlayar, atau bahwa Anda hanya dapat berlayar dengan motor listrik yang jauh lebih tenang. Teknologi menawarkan peluang bagus untuk mengurangi kebisingan

Penelitian tentang perilaku paus bertanduk Narwhal ini telah dipublikasikan di jurnal Biology Letters.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/12/21/180200623/paus-bertanduk-narwhal-akhirnya-punya-musuh-baru-setelah-ribuan-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke