Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari AIDS Sedunia: Sejarah AIDS dari Virus Simpanse hingga Menjadi Pandemi Dunia

KOMPAS.com - Di tengah peringatan Hari AIDS Sedunia, AIDS masih lekat dengan beragam stigma buruk pada penderitanya. Sejarah AIDS menunjukkan bahwa penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) ini, ternyata pertama kali ditemukan pada simpanse di wilayah Kinshasa, Kongo.

Tepat hari ini, Rabu, 1 Desember 2021, seluruh dunia memperingati Hari AIDS Sedunia. Peringatan ini dilakukan setiap tahunnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia.

Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2020 sebanyak 680.000 orang telah meninggal akibat HIV/AIDS, dan 37,7 juta orang mengidap HIV.

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS adalah sebuah kondisi di mana tubuh mudah terkena berbagai penyakit karena virus menyerang sistem imun.

Dilansir dari Medical Xpress, Selasa (15/6/2021) HIV adalah virus penyebab AIDS yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual.

Penyakit infeksi menular seksual ini dapat menularkan virus tersebut melalui kontak dengan darah, air mani atau cairan vagina yang terinfeksi, penggunaan jarum suntik bergantian, serta keturunan.

Virus simpanse penyebab pandemi AIDS

Lantas, bagaimana penyakit AIDS pertama kali ditemukan dan dari mana asalnya?

Sejarah penyakit AIDS dari virus HIV disebut berasal dari Kinshasa, Republik Demokratik Kongo. Saat itu, para ahli meyakini bahwa HIV berasal dari spesies simpanse yang menular pada manusia.

Pada simpanse, virus tersebut dinamai Simian Immunodeficiency Virus atau SIV.

Sebelum kemudian menyebabkan penularan HIV pada manusia, penularan virus simpanse ini mungkin berasal dari perburuan simpanse untuk diambil dagingnya, kemudian pemburu terkena darah hewan yang terinfeksi.

Studi yang dilakukan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) menunjukkan, bahwa HIV mungkin telah menular dari simpanse ke manusia sejak akhir tahun 1800-an.

Kinshasa adalah kota terbesar di Kongo, dengan pertumbuhan tercepat yang memiliki jaringan transportasi yang dapat menjangkau seluruh negara.

Sebuah laporan menyebutkan sejarah di balik penularan HIV AIDS dari Kongo hingga ke seluruh dunia.

Perdagangan seks yang merajalela, pertumbuhan populasi, hingga jarum suntik tidak steril di klinik diduga menjadi penyebab penyebaran virus HIV menjadi cukup pesat pada saat itu. Sejarah pun mencatat penyakit AIDS kemudian merajalela di Amerika, Eropa, kemudian di seluruh dunia.

Para ilmuwan dari Universitas Oxford di Inggris dan Leuven di Belgia merekonstruksi sejarah pandemi HIV menggunakan catatan sejarah dan sampel DNA virus, dilansir dari The Guardian, Kamis (2/10/2014).

DNA yang berasal dari tahun 1950-an itu memungkinkan mereka untuk menyusun 'pohon keluarga' HIV, dengan menggunakan model statistik. Ilmuwan pun dapat menemukan asal mula pandemi AIDS ini.

Menurut penelitian yang diterbitkan tahun 2014 di Science, sekitar tahun 1940-an, pembangunan rel kereta di wilayah itu, kemudian menjadi jalur transportasi yang dilintasi lebih dari satu juta orang per tahunnya, yang membawa serta infeksi HIV yang kemudian menyebabkan pandemi ke daerah sekitar.

Sekitar 1 juta orang menggunakan jaringan rel di Kinshasa, akibatnya virus pun menyebar luas di awali dari kota Brazzaville, lalu meluas ke Provinsi Katanga. 

Kondisi penyebaran virus terjadi selama beberapa dekade di Kinshasa hingga akhirnya menyebar ke seluruh dunia. 

Sementara itu, kasus penyebaran AIDS dilaporkan mulai terjadi pada pertengahan hingga akhir 1970-an.

Di tahun 1980, HIV telah menyebar ke Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Afrika dan Australia.

Dalam periode tersebut, antara 100.000 hingga 300.000 orang mungkin sudah terinfeksi HIV.

Penemu virus penyebab AIDS

Sementara, dilansir dari Science Focus, Rabu (1/12/2021) HIV pertama kali ditemukan oleh ahli virologi bernama Luc Antoine Montagnier yang berasal dari Pasteur Institute Perancis.

Penemuan ini berhasil menjadikan Montagnier pemenang hadiah Nobel bidang kesehatan pada 2008.

Pada tanggal 20 Mei 1983, Montagnier serta timnya menerbitkan laporan yang dipublikasikan di jurnal Science berjudul Isolation of a T-Lymphotropic Retrovirus from a Patient at Risk Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

Laporan penelitiannya ini didasarkan dari riset yang mengidentifikasi retrovirus bernama limfadenopati. Virus tersebut kemudian disebut sebagai penyebab AIDS.

Di sisi lain, dokter asal Amerika Serikat bernama Robert C Gallo juga disebut sebagai orang yang pertama kali mengetahui penyebab AIDS pada tahun 1984.

Dokter yag berasal dari National Cancer Institute di Bethesda ini mengumumkan bahwa penyebab AIDS ditemukan dalam virus limfotropik sel-T manusia yang ditetapkannya sebagai HTLV-III.

Mengetahui hal ini, Montagnier dan Gallo saling menggugat terkait penemuan mereka di tahun 1985.

Namun, keduanya memutuskan untuk berdamai setelah pemerintah Perancis dan Amerika sepakat bahwa mereka adalah penemu bersama.

Kendati demikian, keduanya masih terus berselisih saat Montagnier menerima hadiah Nobel dan kontribusi Gallo yang menemukan virus penyebab AIDS diabaikan.

Sejauh ini pengobatan AIDS yakni menggunakan obat cabotegravir (Vocabria) serta cabotegravir/rilpivirine (Cabenuva) yang disetujui Badan Obat dan Makanan AS (FDA) pada Januari 2021 lalu.

FDA pun telah menyetujui hampir 50 jenis pilihan pengobatan bermerek untuk HIV/AIDS dengan harga yang beragam. 

https://www.kompas.com/sains/read/2021/12/01/153200523/hari-aids-sedunia-sejarah-aids-dari-virus-simpanse-hingga-menjadi-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke