Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Video Viral Istri Terpeleset Suami Hancurkan Trotoar, Apa Bahayanya Jatuh Terpeleset?

KOMPAS.com - Video seorang suami yang nekat menghancurkan trotoar di Jalan Dr Soetomo, Ambon, Maluku karena tidak terima sang istri jatuh terpeleset. Video itu pun viral dan beredar luas di media sosial Facebook dan Whatsapp.

Seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (9/11/2021), seorang pria yang masih menggunakan helm di kepala membawa palu berukuran sekitar 5 kg dan terlihat menghancurkan trotoar tersebut. Aksinya ini pun sontak ramai dibicarakan netizen.

"Beta pung bini jatuh, dong mau tanggung jawab beta pung bini? Beta kasi ancor (Istri saya jatuh. Kalian mau tanggung jawab atas istri saya? Saya hancurkan)," ujarnya sebelum menghancurkan trotoar.

Pria dalam video tersebut pun tanpa ragu langsung menghancurkan trotoar dan kemudian berlalu.

Menanggapi trotoar yang licin, dokter spesialis penyakit dalam Primaya Hospital Bhakti Wara, dr Mauludi Rachmantya Tranggana, Sp.PD mengungkapkan, jika trotoar menggunakan ubin berpermukaan licin maka pedestrian berisiko tinggi tergelincir saat hujan.

"Kalau memang betul penggunaan keramik tersebut seharusnya untuk in door, pasti akan licin ketika terkena air hujan. Keramik jenis tersebut seharusnya tidak dipasang di trotoar seperti itu. Ketika hujan, kemungkinan pengguna trotoar akan terpeleset tinggi sekali," ujar dr Mauludi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/11/2021).

Bahaya jatuh terpeleset

Seorang perempuan di Ambon terpeleset dan memicu kekesalan suaminya dengan menghancurkan trotoar, video ini pun viral di media sosial.

Dokter Mauludi menyebut bahwa terpeleset bisa berbahaya tergantung dari bagaimana posisi saat seseorang terjatuh.

"Terpeleset dapat menyebabkan keseleo atau pada kasus yang lebih parah dapat memicu terjadinya patah tulang. Apalagi untuk orang dengan rentang usia tua atau lansia. Semakin tua, tingkat kepadatan tulang semakin menurun," jelasnya.

Selain itu, menurutnya ketika seseorang terjatuh dengan posisi terduduk, dan terjadi benturan di bagian tulang ekor dapat menyebabkan terjadinya penyempitan saraf.

Terlebih, pada kasus yang ekstrem, penyempitan saraf dapat mengakibatkan kelumpuhan pada tubuh bagian bawah.

Kendati demikian, dalam video yang viral tentang alasan suami di Ambon menghancurkan trotoar karena istrinya terpeleset, tidak diketahui seberapa parah kondisi yang dialami istrinya.

Namun, dr Mauludi mengatakan, posisi terjatuh yang dinilai berbahaya lainnya adalah saat adanya benturan keras di kepala.

Hal tersebut menyebabkan pendarah di dalam otak yang dapat mengakibatkan turunnya kesadaran atau pingsan.

"Pada kasus yang serius pendarahan di otak dapat mengakibatkan penderita mengalami penurunan fungsi tubuh seperti kelumpuhan, kehilangan penglihatan, dan lain-lain," lanjutnya.

Pertolongan pertama ketika terpeleset

Dokter Mauludi memaparkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan pertolongan pertama saat terpeleset.

Hal yang pertama dilakukan adalah memanggil orang terdekat untuk membantu agar bisa bangun.

Kemudian pindahkan orang yang terpeleset keluar dari tempat yang rawan jatuh, sehingga dapat melihat apa saja kerusakan yang terjadi akibat setelah jatuh.

Setelahnya, amati bagian tubuh yang dirasa sakit untuk menilai luka, patah tulang, atau keseleo yang terjadi, serta melakukan perawatan sesuai kondisi dari kerusakan.

"Apabila terjadi patah tulang, segera bidai dengan papan atau apapun benda datar yang tersedia agar tulang tidak bergerak. Lalu segera ke dokter. Jangan urut tulang yang patah, karena dikhawatirkan justru akan memperparah kondisi," tutur Mauludi.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, apabila terdapat radang atau lebam, kompres area tersebut dengan air dingin untuk mengurangi peradangan.

Namun, jika terjadi benturan yang mengakibatkan pendarahan, segera tutup luka, dan pergi ke rumah sakit untuk diperiksakan.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/13/133100523/video-viral-istri-terpeleset-suami-hancurkan-trotoar-apa-bahayanya-jatuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke