Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wilayah Terdampak La Nina di Indonesia Diprediksi Meluas, Mana Saja?

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan kondisi dampak La Nina bagi Indonesia akan relatif sama dengan tahun 2020 lalu, tetapi terjadi perluasan wilayah terdampak.

Peringatan dini La Nina dan dampak wilayah terdampak ini disampaikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam Konferensi Pers Daring dan Luring BMKG, Senin (18/10/2021).

Didasarkan pada kejadian La Nina tahun 2020 lalu, hasil kajian La Nina BMKG menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November-Desember-Januari.

Terutama di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan.

Maka, kata Dwikorita, potensi La Nina tahun ini diprediksikan relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20-70 persen di atas normalnya.

"Gambarannya kurang lebih masih sama seperti 2020, tetapi (wilayah terkena dampak La Nina) makin meluas ya," kata dia.

La Nina adalah fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi.

Fenomena La Nina terjadi ketika Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan hingga di bawah suhu normal.

Pendinginan ini berpotensi mengurangi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah.

Selain itu, angin pasat (trade winds) berembus lebih kuat dari biasanya di sepanjang Samudera Pasifik dari Amerika Selatan ke Indonesia. Hal ini menyebabkan massa air hangat terbawa ke arah Pasifik Barat.

Karena massa air hangat berpindah tempat, maka air yang lebih dingin di bawah laut Pasifik akan naik ke permukaan untuk mengganti massa air hangat yang berpindah tadi. Hal ini disebut upwelling dan membuat SML turun.

Sehingga, pada umumnya dampak La Nina menyebabkan meningkatnya penambahan pembentukan awan-awan hujan dan massa udara basah tersebut akan meningkatkan pula curah hujan di wilayah Indonesia, serta membuat musim hujan terjadi lebih lama.

Wilayah terdampak La Nina di Indonesia

Adapun, beberapa wilayah yang diprakirakan akan meluas dampaknya akibat La Nina ini adalah Pulau Jawa hingga bagian barat, Nusa Tenggara, Sumatera juga akan semakin meluas, begitu juga Sulawesi yang kemungkinan tidak hanya bagian selatan saja.

Prakiraan meluasnya wilayah terdampak La Nina ini masih berpeluang terjadi hingga awal tahun 2022 nanti, terutama di sekita bulan Januari, di daerah Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.

"Wilayah terdampak La Nina periode ini (2021/2022) kurang lebih sama tetapi makin meluas ya Jawa itu sampai ke jawa barat sampai Nusa tenggara Sumatera juga makin meluas ini, nah demikian juga kali Sulawesi juga makin meluas hingga Januari, dan kita masih terus memantau dan masih berproses analisisnya," ujarnya.

Meskipun analisis dari adanya La Nina dan potensi dampaknya periode 2021/2022 ini masih terus dalam pemantauan dan monitoring BMKG, Dwikorita menegaskan agar semua pihak terus melakukan mitigasi dan kesiapsiagaan potensi risiko bencana.

"Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi," tegasnya.

Sebab, risiko dampak bencana hidrometeorologi juga tidak hanya berpengaruh dari adanya La Nina. Melainkan juga dapat dipengaruhi akibat kondisi atmosfer lainnya, seperti monsun, pengaruh lokal, ataupun badai tropis.

Oleh karena itu, Dwikorita mengingatkan agar masyarakat dan pihak-pihak terkait untuk dapat meningkatkan mitigasi terhadai risiko bencana hidrometeorologi.

Beberapa bentuk bencana hidrometeorologi akibat curah hujan tinggi adalah longsor, banjir, banjir bandang, jalan licin, pohon tumbang, puting beliung, angin kencang, badai tropis dan lain sebagainya.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/21/170100523/wilayah-terdampak-la-nina-di-indonesia-diprediksi-meluas-mana-saja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke