Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perlindungan Vaksin Covid-19 Moderna Berkurang, Dosis Booster Diperlukan

KOMPAS.com - Moderna melaporkan data baru dari uji coba besar vaksin Covid-19 (MRNA.O) menunjukkan bahwa perlindungan yang ditawarkan vaksin tersebut berkurang seiring waktu. Perusahaan ini pun, dalam rilisnya menyatakan mendukung pemberian dosis booster.

"Ini hanya satu perkiraan, tetapi kami percaya ini berarti ketika Anda melihat ke arah musim gugur dan musim dingin, setidaknya kami memperkirakan dampak berkurangnya kekebalan akan menjadi 600.000 kasus tambahan Covdi-19," kata Presiden Moderna Stephen Hoge dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters, Jumat (17/9/2021).

Dalam pernyataannya, Hoge tidak memproyeksikan berapa banyak kasus yang akan parah, tetapi ia mengatakan bahwa beberapa orang mungkin akan memerlukan rawat inap.

Kendati demikian, data tersebut sangat kontras dengan data dari beberapa penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa perlindungan vaksin Covid-19 Moderna dapat bertahan lebih lama dibandingkan vaksin mRNA serupa yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech.

Bahkan, para ahli mengatakan bahwa perbedaan itu kemungkinan karena dosis vaksin messenger RNA (mRNA) pada vaksin Moderna yang lebih tinggi dan interval atau jeda suntikan vaksin yang sedikit lebih lama, antara suntikan pertama dan kedua.

Seperti banyak dilaporkan dalam beberapa studi, kedua vaksin Covid-19 mRNA, Moderna dan Pfizer, ini terbukti sangat efektif dalam memberikan perlindungan pencegahan penyakit dalam studi fase III yang dilakukan dalam skala yang besar.

Namun demikian, analisis yang dipublikasikan Rabu lalu, bagaimanapun juga telah menunjukkan tingkat infeksi yang lebih tinggi di antara orang yang divaksinasi sekitar 13 bulan yang lalu, dibandingkan mereka yang baru divaksinasi sekitar delapan bulan lalu.

Periode penelitian adalah dari Juli hingga Agustus, ketika varian Delta menjadi strain virus corona yang dominan. Namun, studi ini belum menjalani tinjauan atau peer review dari sejawat.

Pada 1 September lalu, Moderna mengajukan permohonan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk meminta otorisasi penggunaan vaksin booster atau dosis ketiga dari vaksin Covid-19 mRNA yang mereka kembangkan.

Hoge mengatakan, data dari studi vaksin booster Moderna mereka menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 mRNA dosis ketiga dapat meningkatkan antibodi penetralisir ke tingkat yang lebih tinggi daripada yang terlihat setelah dosis kedua.

"Kami yakin ini akan mengurangi kasus Covid-19. Kami juga percaya bahwa dosis ketiga mRNA-1273 memiliki peluang untuk memperpanjang kekebalan secara signifikan sepanjang tahun depan saat kami berusaha untuk mengakhiri pandemi," kata Hoge.

Sementara itu, dokumen pengarahan dari analisis FDA terhadap aplikasi vaksin booster Pfizer, yang dirilis Rabu, menunjukkan bahwa masalah utama yang akan dipertimbangan oleh badan tersebut adalah apakah perlindungan vaksin Covid-19 berkurang.

Perlindungan dua dosis vaksin Moderna masih efektif

Dalam analisisnya, Moderna membandingkan kinerja vaksin pada lebih dari 14.000 sukarelawan yang divaksinasi antara Juli dan Oktober 2020, dengan sekitar 11.000 sukarelawan yang awalnya dalam kelompok plasebo yang ditawari suntikan antara Desember 2020 dan Maret 2021 setelah otorisasi penggunaan darurat AS.

Dalam periode dua bulan dari Juli-Agustus, para peneliti mengidentifikasi 88 kasus Covid-19 di antara mereka yang mendapat dua dosis vaksin baru-baru ini, dibandingkan dengan 162 kasus di antara mereka yang divaksinasi tahun lalu.

Secara keseluruhan, hanya 19 kasus Covid-19 yang dianggap parah, yang kemudian menjadi tolok ukur utama dalam menilai perlindungan vaksin menurun.

Moderna mengatakan bahwa ada kecenderungan tingkat kasus parah yang lebih rendah di antara yang baru saja divaksinasi, meskipun temuan itu tidak signifikan secara statistik.

Data dari studi terpisah yang dipresentasikan pada hari Rabu yang dilakukan bersama sistem kesehatan Kaiser Permanente Southern California, menunjukkan bahwa vaksin Moderna terus menunjukkan kinerja baik terhadap varian Delta.

Para peneliti telah membandingkan data dari lebih 352.000 orang yang mendapat dua dosis vaksin Moderna dengan jumlah individu yang tidak divaksinasi yang sama.

Mereka menemukan bahwa vaksin Moderna 87 persen efektif mencegah diagnosis Covid-19, dan 96 persen efektif mencegah rawat inap.

Hoge mengatakan kinerja awal vaksin Covid-19 Moderna itu kuat, tetapi ia berpendapat bahwa perlindungan tidak boleh dibiarkan berkurang.

"Enam bulan pertama sangat bagus, tetapi Anda tidak dapat mengandalkan itu menjadi stabil hingga satu tahun dan seterusnya," katanya.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/17/073300423/perlindungan-vaksin-covid-19-moderna-berkurang-dosis-booster-diperlukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke