Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sumbangan Eratosthenes dalam Geografi, Ini Penjelasannya

KOMPAS.com - Erasthothenes adalah seorang ilmuwan asal Yunani. Dia hidup sekitar 250 tahun sebelum Masehi.

Erasthothenes memiliki semangat yang luar biasa untuk belajar. Bahkan, di masa mudanya, ia pergi hingga ke Athena untuk belajar.

Dia memiliki banyak talenta. Dia terkenal sebagai pustakawan, ahli geografi, ahli matematika, astronom, sejarawan, dan penulis puisi. Oleh karena itu, dia mendapatkan julukan Pentathlos. Julukan tersebut memiliki makna seseorang yang berkompetisi dalam lima kegiatan yang berbeda.

Peran Eratosthenes dalam geografi

Sumbangan Eratosthenes dalam geografi adalah mengukur panjang meridian Bumi. Selain itu, dia juga menemukan sistem garis lintang dan garis bujur yang menjadi acuan peta dunia.

Selain itu, dia juga meyakinkan bahwa Bumi berbentuk seperti bola. Sebagian besar orang yang mempelajari ini sejak zaman Aristoteles pada tahun 380 sebelum masehi telah mengetahui bentuk ini. Namun, tidak ada seorang pun yang mengetahui berapa besar ukurannya.

Erastosthenes menghitung panjang meridian Bumi dengan metode geometri dan trigonometri.
Ia melakukan pengamatan Matahari di dua tempat, yaitu Syene dan Alexandria. Syene saat ini kenal dengan Aswan.

Setiap satu hari dalam satu tahun pada puncak tengah hari, Matahari akan bersinar tegak lurus. Ini berbeda dengan kebanyakan hari yang biasanya Matahari akan bersinar sedikit miring.

Hal tersebut diamati dari jatuhnya bayangan. Eratosthenes menyimpulkan bahwa pada hari itu, Matahari berada tepat di atas kepala. Satu hari ini biasanya akan jatuh diantara 20 Juni sampai 22 Juni setiap tahunnya.

Pada tempat kedua di Alexandria, ia juga mengamati hal yang sama. Bedanya, Matahari yang ia amati jatuh lebih selatan dibandingkan lokasi sebelumnya.

Dengan mengetahui fakta tersebut, jarak antara Alexandria dan Syene, serta mengetahui lengkung Bumi, Eratosthenes berhasil menghitung panjang meridian Bumi.

Cara mengukur jarak yang digunakan

Eratosthenes mengukur panjang bayangan yang dihasilkan oleh kedua Matahari pada waktu yang sama. Setelah membandingkan keduanya, diperoleh angka 7,2 derajat.

Sebelumnya telah diketahui bahwa Bumi berbentuk bulat, artinya memiliki sudut total 360 derajat. Artinya, jarak Alexandria dengan Syene adalah 7,2 per 360 derajat keliling Bumi.

Ia juga membuat estimasi bahwa jarak Alexandria ke Syene adalah 5.000 stadia atau setara 800 kilometer. Dengan membandingkan kedua fakta tersebut, ditemukanlah bahwa jarak keliling Bumi adalah 40.008 kilometer.

Namun, pengukuran ini sebenarnya sedikit kurang akurat karena perbedaan satuan stadia di kedua negara yang ditempati oleh Eratosthenes. Di Yunani, 1 stadia setara dengan 185 meter, sedangkan di Mesir, 1 stadia setara dengan 157,5 meter.

Kita tidak mengetahui stadia mana yang digunakan oleh Eratosthenes. Walau begitu, keduanya tidak akan mengubah keliling Bumi terlalu jauh, namun hanya berbeda kurang dari 2 persen.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/27/112900423/sumbangan-eratosthenes-dalam-geografi-ini-penjelasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke