Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Agar Indonesia Cepat Keluar dari Pandemi, Ini yang Harus Dilakukan

Hal ini disampaikan epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman.

Diberitakan sebelumnya, Dicky menilai hal ini karena seluruh kebijakan pandemi Indonesia banyak dipengaruhi oleh kompromi politik dan ekonomi ketimbang kesehatan.

Ia mencontohkan, pemerintah ngotot menggelar pilkada serentak pada Desember 2020 meski banyak penolakan dari pakar kesehatan. Tapi di sisi lain, selalu lemah dalam pelaksanaan 3T (pengetesan, pelacakan, perawatan).

Pengamatannya hingga saat ini, Indonesia masih berkutat pada rasio 1 banding 1 dalam melakukan pelacakan kontak erat Covid-19, jauh dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 1 banding 30.

"Di tahun pertama pemerintah meremehkan pandemi dan keputusan yang diambil tidak berbasis sains. Tahun kedua, mau jalan di dua kaki yaitu kesehatan dan ekonomi tapi tidak seimbang. Kesehatan berada di kaki yang lemah. Testing rendah, tracing sekadarnya, dilakukan pembatasan tapi sangat longgar," ujar Dicky Budiman kepada BBC News Indonesia, Selasa (27/7/2021).

Kebijakan yang sarat kompromi itu, kata dia, menimbulkan dampak besar pada sektor kesehatan. Indonesia berada di posisi teratas sebagai penyumbang kasus tertinggi harian dan kematian di dunia dalam beberapa hari terakhir.

Lantas, apa solusinya untuk keluar dari polemik ini?

Kepada Kompas.com, Dicky mengatakan ada dua hal yang perlu dilakukan dalam pengendalian pandemi Covid-19 di Tanah Air.

1. Menggalakkan 3T

"Pertama, jangan sampai kita terjebak dalam jebakan pandemi," kata Dicky, Selasa (3/8/2021).

Jebakan pandemi yang dimaksud Dicky salah satunya adalah kebijakan pembatasan yang buruk dan berulang terus, yang membutuhkan biaya besar.

Oleh sebab itu, Dicky berkata, jangan sampai melupakan esensi dari strategi pengendalian pandemi yakni menggalakkan 3T, melakukan 5M dan vaksinasi.

3T adalah kebijakan yang harus dilakukan pemerintah untuk mengendalikan pandemi, terdiri dari testing, tracing, dan treatment.

Sementara 5M adalah perilaku yang harus dilakukan oleh semua individu, yakni:

  •  Memakai masker
  • Menjaga jarak 1-2 meter
  • Mencuci tangan dengan sabun
  • Menghindari kerumunan
  • Mengurangi mobilitas

"Yang utamanya adalah 3T. Jika tidak dilakukan perbaikan, kita akan terjebak dan hanya bolak balik yang akhirnya merugikan kita semua," jelas Dicky.

2. Mengubah strategi

Langkah yang harus diambil berikutnya adalah mengubah strategi dalam pengendalian Covid-19.

Dia menegaskan, yang diperlukan Indonesia bukan hanya intervensi vaksinasi atau pelaksanaan 3T yang sekadarnya saja.

Namun kita juga perlu melakukan strategi yang efektif, menjangkau semua sektor (tidak hanya kesehatan), dan strategi yang dampaknya kecil untuk aspek sosial ekonomi masyarakat.

"Apa yang harus kita lakukan, ya itu tadi, benar-benar melaksanakan 3T, 5M, dan vaksinasi," ungkap dia.

"Harusnya kalau kita lakukan trias (3T, 5M, dan vaksinasi) itu yang akan membuat kita terhindar masuk dalam kelompok negara terakhir yang keluar dari pandemi," imbuhnya.

"Kita harus melakukan itu (3T, 5M, dan vaksinasi) dengan komitmen tinggi, konsisten secara merata di semua daerah Indonesia."

Ditekankan Dicky, hal ini setidaknya akan mendorong kita lebih cepat keluar dari pandemi.

"Kalau keluar gelombang pertama tidak. Tapi setidaknya (dengan cara itu) kita bisa keluar (dari pandemi) lebih cepat, bukan yang terakhir," katanya menekankan.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/04/080200623/agar-indonesia-cepat-keluar-dari-pandemi-ini-yang-harus-dilakukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke